Dalam konteks ini, pendidik tidak hanya mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan akhir, tetapi juga membantu mereka dalam memahami konsep, menemukan minat mereka, serta mengembangkan keterampilan dan pemahaman yang lebih dalam.
Peran fasilitator pada dasarnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjadi lebih mandiri dalam pembelajaran. Pendekatan ini mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri.
Berbeda dengan gambaran guru yang hanya memusatkan perhatian pada hasil akhir, seorang fasilitator membantu peserta didik untuk mengeksplorasi, memecahkan masalah, dan mengembangkan pemikiran kritis mereka.
Dalam perannya sebagai fasilitator, pendidik juga mempertimbangkan beragam gaya belajar siswa. Mereka mencoba berbagai strategi pembelajaran untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat memahami materi secara efektif.
Pendekatan ini jauh dari sekadar mengejar hasil akhir, karena memahami perbedaan individual dalam belajar mendorong pendidik untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa.
Jadi, sebaliknya, peran fasilitator tidak mengubah pendidik menjadi sosok yang hanya memperhatikan hasil akhir peserta didik.
Sebagai gantinya, peran ini lebih menggarisbawahi pentingnya proses belajar yang holistik, memperhatikan perjalanan individual setiap siswa, dan membantu mereka tumbuh secara pribadi dan akademis.
Sekian uraian mengenai peran fasilitator berarti mengubah peran pendidik menjadi guru yang berpusat pada hasil akhir peserta didik. Pernyataan di atas adalah salah untuk diketahui oleh para peserta Merdeka Mengajar.***