Variabilitas ini terkait erat dengan perbedaan suhu dan kelembaban udara antara satu tempat dengan yang lain. Bidang ilmu yang secara khusus mempelajari fenomena cuaca ini dikenal sebagai meteorologi.
Di Indonesia, ada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memiliki tanggung jawab untuk mengamati dan mencatat berbagai aspek cuaca, termasuk suhu, tekanan udara, curah hujan, angin, serta formasi awan.
BMKG, yang berpusat di Jakarta, menjalankan tugasnya dengan cermat dalam pemantauan cuaca. Selain pusat utama, BMKG juga memiliki jaringan stasiun pemantau cuaca yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Melalui jaringan ini, mereka dapat mengumpulkan data penting mengenai kondisi cuaca dan memberikan peringatan dini tentang potensi bencana alam yang mungkin terjadi.
Selain cuaca, terdapat konsep lain yang sering dikaitkan dengan kondisi atmosfer, yaitu iklim. Iklim merujuk pada kondisi rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lebih panjang dan melibatkan periode yang luas.
Penentuan iklim suatu wilayah didasarkan pada pengamatan cuaca dalam periode yang lebih lama, seringkali berkisar antara 11 hingga 30 tahun.
Iklim suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk letak geografis dan topografi wilayah tersebut.
Hal ini berarti bahwa perbedaan iklim antara satu daerah dengan yang lainnya sangat dipengaruhi oleh posisi matahari relatif terhadap daerah tersebut di planet Bumi.