Network
Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga diajak untuk aktif dalam proses belajar. Coaching membantu siswa mengenali potensi mereka, membangun rasa percaya diri, dan meningkatkan kemandirian belajar.
Selain itu, coaching juga mendukung perkembangan keterampilan sosial dan emosional, membantu siswa mengelola stres, serta merencanakan langkah-langkah untuk masa depan yang lebih baik.
Hal-hal tersebut juga menjadi salah satu alasan coaching diperlukan dalam dunia pendidikan, sehingga perlu dipahami secara mendalam.
Pendekatan coaching ini pun sejalan dengan pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara, yang menganggap siswa sebagai individu yang memiliki keunikan dan potensi yang perlu dikembangkan secara optimal.
Prinsip-prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara, seperti Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, dan pendekatan holistiknya, sejalan dengan tujuan utama coaching dalam membimbing siswa dalam mencapai potensi terbaik mereka.
Dalam poin Ing Ngarsa Sung Tuladha atau menjadi teladan, seorang coach tidak hanya memberikan instruksi, tetapi juga menjadi contoh dan inspirasi bagi siswa.
Dalam konteks prinsip Ki Hajar Dewantara, menjadi teladan berarti menunjukkan kepada siswa bagaimana cara mengembangkan diri secara holistik, mengelola waktu dengan baik, dan berkontribusi positif kepada masyarakat.
Sementara pada prinsip Ing Madya Mangun Karsa atau memberikan inspirasi pembelajaran, maka seorang guru atau coach perlu mendorong siswa untuk merumuskan tujuan pendidikan dan karier yang jelas.
Guru membantu siswa mengidentifikasi minat dan bakat mereka serta memberikan panduan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
