Sejarah Terbentuknya MOS dan MPLS Bagi Siswa Didik Baru di Indonesia

- 11 Juli 2023, 14:14 WIB
Sejarah Terbentuknya MOS dan MPLS Bagi Siswa Didik Baru di Indonesia
Sejarah Terbentuknya MOS dan MPLS Bagi Siswa Didik Baru di Indonesia /Pexels.com / Max Fischer/

INFOTEMANGGUNG.COM - Masa Orientasi Sekolah (MOS) adalah periode penting dalam kehidupan siswa baru di sekolah. Namun, saat ini istilah MOS telah digantikan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) oleh Anies Baswedan pada 2016.

MPLS merupakan kegiatan yang dirancang untuk membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan memperoleh pengetahuan dasar mengenai aturan dan kegiatan sekolah. Selama MPLS, siswa diperkenalkan kepada guru, staf sekolah, dan teman sekelas mereka.

Mereka juga mengikuti berbagai kegiatan seperti kunjungan ke fasilitas sekolah, sesi pengenalan kurikulum, dan kegiatan sosial. MPLS bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung siswa baru dalam memulai perjalanan pendidikan mereka dengan percaya diri.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 4 Tema 1 Subtema 1 Pembelajaran 1 Buku Tematik halaman 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12

Meski beberapa tahun kebelakang MPLS mendapatkan banyak tanggapan negatif dari masyarakat karena dianggap sebagai masa perpeloncoan anak didik baru oleh senior-senior sekolah, MPLS sebenarnya bertujuan untuk hal yang baik dan mengedukasi.

Namun, belakangan ini beberapa kegiatan MPLS di sekolah sudah melenceng jauh dari aturan yang seharusnya. Maka dari itu pada tahun 2023 Dapodik juga sudah menyebarkan pedoman MPLS baru yang diharapkan dapat diterapkan dengan baik.

Tapi tanggapan negatif masyarakat terhadap MOS/MPLS sebagai masa perpeloncoan anak didik baru ini ternyata sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, lho! Simak penjelasan berikut ini.

Sejarah MOS Pertama Kali di Indonesia

Mohammad Roem menceritakan pengalamannya dipelonco ketika masuk STOVIA pada 1924. Roem mengatakan bahwa perpeloncoan pada saat itu disebut sebagai ontgroening, yang berarti memudarkan/menghilangkan warna hijau dari anak didik baru.

Maksudnya, anak didik baru pada zaman itu diharuskan untuk diberi perlakuan yang kasar dan keras agar dapat mendewasakan sikap mereka. Namun, karena kegiatan itu cenderung kepada penganiayaan terhadap fisik dan mental, kegiatan ini sempat ditentang pada tahun 60-an.

Halaman:

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Historia.id dek.sch.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x