5 Posisi Kontrol Guru Penggerak dalam Wujudkan Budaya Positif di Sekolah, Jadilah Manajer Jangan Penghukum!

- 11 Juli 2023, 10:08 WIB
5 Posisi Kontrol Guru Penggerak dalam Wujudkan Budaya Positif di Sekolah, Jadilah Manajer Jangan Penghukum!
5 Posisi Kontrol Guru Penggerak dalam Wujudkan Budaya Positif di Sekolah, Jadilah Manajer Jangan Penghukum! /Pexels.com/Yan Krukau/

INFOTEMANGGUNG.COM - Menegakkan disiplin dan menumbuhkan karakter pada siswa tidak semudah membalik telapak tangan, tapi kita sebagai seorang guru tentunya akan berusaha untuk menegakan disiplin di sekolah tanpa menyakiti siswa kita sendiri. Ini dapat kita lakukan dengan mengembangkan program disiplin positif yang berpusat pada siswa dengan pendekatan restitusi yang disebut dengan lima (5) posisi kontrol guru.

Disiplin adalah suatu kondisi yang terbentuk melalui serangkaian tindakan yang menunjukkan nilai-nilai kepatuhan dan ketaatan. Salah satu nilai karakter tersebut selalu di tanamkan guru di sekolah. Dengan harapan, dapat menciptakan iklim belajar yang kondusif.

Berbagai cara dilakukan dalam mendisiplinkan murid, salah satunya menyusun kebijakan-kebijakan kelas yang wajib dipatuhi oleh murid. Namun dalam penerapannya tidak selalu mulus, masih saja ditemukan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan murid.

Baca Juga: SUSU NUSANTARA MPLS Terbongkar Sudah! Temukan Jawaban 20 Teka-Teki MPLS Lainnya Paling Akurat

Dalam buku Restitution-Restructuring School Discipline (1988), Diane Gossen menyatakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Berdasarkan teori kontrol Dr. Willian Glasser, Gosen menyimpulkan 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru.

Kelima posisi kontrol tersebut antara lain, penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer.

1. Penghukum

Pertama adalah penghukum. Posisi kontrol ini masih diterapkan oleh beberapa guru. Dengan anggapan hukuman mempercepat penyelesaian masalah, tanpa memikirkan dampak buruk yang ditimbulkan. Seorang penghukum biasanya melontarkan pertanyaan-pertanyaan menyakiti disertai gestur menunjuk-nunjuk menghardik dan mata melotot.

Dampak posisi kontrol tersebut, murid dapat menjadi pendendam, pemberontak, dan menyalahkan orang lain. Dampak lebih buruknya, murid akan mengalami keterpurukan mental, seperti lunturnya rasa percaya diri dan kesedihan yang berkelanjutan.

2. Pembuat Rasa Bersalah

Kedua yaitu pembuat rasa bersalah. Pada posisi ini, guru akan berkata lebih lembut. Guru akan menciptakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, rasa bersalah, bahkan rendah diri.

Posisi kontrol tersebut berdampak pada penilaian diri yang buruk, murid akan merasa bersalah dan tidak berharga. Tidak seperti dampak posisi penghukum, murid dapat menumpahkan segala amarah, meskipun dengan cara negatif.

Murid dengan perasaan tertekan seperti ini yang tiba-tiba dapat meletus amarahnya, sehingga dapat menyakiti diri bahkan orang lain.

3. Teman

Ketiga ialah teman. Pada posisi kontrol ini, guru tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol melalui persuasi. Guru akan bersikap akrab, berkata ramah, dengan gestur merapat pada murid dan tersenyum jenaka. Dampak posisi kontrol ini dapat positif dan negatif.

Positif, dapat menjalin hubungan baik antara guru dan murid. Sedangkan negatifnya, akan muncul rasa ketergantungan murid terhadap guru. Di samping itu, murid akan merasa dikecewakan apabila suatu saat guru tidak dapat membantunya.

Hal lain yang dapat timbul yakni murid akan berlaku baik hanya kepada guru tertentu, dan akan berlaku semaunya jika bersama guru lain.

Baca Juga: Makna dari Teka-teki Chiki Eko Teriak Saat MPLS 2023, Ternyata Begini Artinya, Sangat Mudah!

4. Pemantau

Kontrol keempat adalah pemantau atau posisi mengawasi. Ketika mengawasi, guru bertanggung jawab atas perilaku murid-murid yang diawasi. Posisi pemantau berdasarkan peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, guru dapat memisahkan hubungan pribadi dengan murid.

Posisi tersebut berawal dari teori stimulus respons, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid. Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, dan data yang dapat digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Akibat dari posisi kontrol ini, murid memahami sanksi yang harus dijalankan karena telah melanggar salah satu tata tertib/peraturan sekolah.

5. Manajer

Posisi kontrol yang terakhir yakni manajer. Posisi di mana guru melakukan sesuatu bersama murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahan sendiri. Pada posisi ini, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan sendiri maupun kebutuhan orang lain.

Di sini, penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun bagaimana dapat berkolaborasi dengan murid dalam memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Dengan memosisikan diri sebagai manajer, akan berdampak negatif bagi penguatan watak/karakter murid.

Halaman:

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Buku Restitution-Restructuring School Discipline (1988)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah