Network
INFOTEMANGGUNG.COM – Indonesia masih terbilang sebagai negara yang minim akan kesadaran mental health. Hal ini termasuk dalam ilmu parenting, pengasuhan orang tua pada anak sangat penting.
Beda dari yang lain, ketika kebanyakan orang tua memberikan hadiah pada anaknya saat memperoleh rangking tertinggi dan marah ketika anak mendapat rangking rendah. Maka, Ibu ini justru memberikan hadiah untuk anaknya yang menempati rangking 27 dari 41 siswa. Video viral yang diunggah di tiktok ini mendapat serbuan komentar iri dan haru dari warganet.
Anakku selalu juara di hatiku. Itulah keterangan pada video yang beredar. Video yang diunggah oleh akun tiktok @barasa523 memperlihatkan seorang siswa SD masih berseragam antusias menunjukkan nilai rapornya. Sang Ibu dengan senyuman menghitung nilai, lalu memberikan apresiasi atas kerja keras anak berupa jajanan kesukaan.
Inilah hal penting yang patut dicontoh oleh orang tua lainnya. Bahwa Ibu yang cerdas tahu yang terpenting bukanlah rangking melainkan mental anaknya. Rangking bisa diubah, akan tetapi jika mental yang rusak, maka hal lain ikut hancur.
Apresiasi Anak Bagaimanapun Prestasinya
Di Indonesia, orang tua kebanyakan menuntut anaknya untuk mendapat nilai terbaik di kelas. Yang mana, mereka mematok kepintaran anak berdasarkan tingkat rangking usai ujian semester berlangsung. Sehingga untuk membuat anak ambisius mendapat rangking tertinggi, orang tua akan memberikan hadiah ketika rangking tinggi dan marah saat rangking anak rendah.
Video viral dari akun tiktok @barasa523 yang diunggah seminggu lalu, seharusnya bisa menjadi contoh bagaimana respon Ibu yang cerdas saat anak menunjukkan hasil belajarnya. Yang mana hal ini bisa memicu semangat anak untuk meningkatkan progress belajarnya.
Terlihat seorang Ibu dengan seragam guru baru sampai rumah, telah disambut anaknya yang masih mengenakan seragam Pramuka. Diketahui bahwa Ibunya ini adalah salah satu guru SMA di daerah Taruntung, Tapanuli Sumatera Utara. Sedangkan anaknya kelas lima SD, yang akan lanjut ke kelas enam.
Penuh antusias, sang Anak menunjukkan rapor hasil belajarnya yang baru saja dibagikan. Diwarnai senyum cerah, mengatakan bahwa dirinya memeroleh rangking 27. Itu merupakan peningkatan dari hasil sebelumnya. Mungkin bagi kebanyakan orang tua, hal ini langsung memicu kenaikan darah. Kecewa karena anak tak bisa memenuhi harapannya.
