Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 84 85 Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut

- 4 Juli 2023, 19:39 WIB
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 84 85 Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 84 85 Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut /Pexels / Vietnam Photographer/

INFOTEMANGGUNG.COM – Setelah menyimak Cerpen Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan, kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 84 85 Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut. Pasti Adik-adik kelas 9 sudah membaca cerpen ini. Jika belum bisa dibaca dulu di buku paket.

Artikel kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 84 85 Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut lengkap dengan pembahasannya ini patut untuk dipelajari siswa kelas 9 tepatnya untuk latihan menulis.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 25 26 Kegiatan 3 Latihan Kebahasaan Berikan Pernyataan

Adik-adik boleh mengerjakan tugas dari guru terlebih dahulu sebelum menyimak kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 84 85 Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut ini.

Pakai kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 84 85 Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut dibuat sebagai referensi atau alternatif jawaban saat siswa-siswi kelas 9 mengerjakan tugas di rumah.

Untuk informasi, kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 84 85 Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut ini dibuat berdasar soal-soal yang ada di dalam Buku Paket Bahasa Indonesia kelas 9 SMP Cetakan Ke-2, 2018 (Edisi Revisi).

Soal Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 84 85 Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut

Lanjutkan cerpen ’’Sepatu Butut” ini secara bebas. Alur yang diputus adalah yang menuju bagian klimaks: membuang sepatu butut atau tidak membuang sepatu itu.

Apa keputusannya dan bagaimana melakukannya? Selanjutnya tentukan bagaimana cerita berakhir!

Sepatu Butut

Cerpen Ely Chandra Perangin-angin

Entah sudah berapa kali aku mengatakan padanya untuk mengganti sepatu bututnya itu. Kalau sepatu itu masih layak pakai sih mungkin tidak apa-apa, tetapi sepatu itu sudah kelihatan sangat kumal, jauh dari kategori layak pakai. Walaupun orang tua kami bukanlah orang yang kaya, tetapi kurasa mereka masih mampu membelikan Andi sebuah sepatu baru yang lebih layak pakai.

Entah mengapa pula, hanya aku yang selalu memperhatikan sepatu bututnya Andi. Sepatu butut itu begitu menggangu pandanganku. Orang tua kami tidak pernah protes kalau Andi mengenakan sepatu butut itu lagi.

Pagi ini kami akan berangkat sekolah. Lagi-lagi sepatu butut itu lagi yang kuperhatikan. Tidak ada yang lain yang kuperhatikan dari Andi, aku jadi malas bila berjalan dengannya. Aku malu bila harus berjalan dengannya, seperti berjalan dengan seorang gembel.

Sepatu butut itu begitu mengganggu pikiranku Kenapa Andi tidak minta sepatu baru saja biar keren seperti teman-temanya, si Ivan dengan sepatu ketsnya, atau seperti Dodi dengan sepatu sportnya?

Di suatu malam, aku berpikir untuk menyingkirkan sepatu butut itu. Aku berencana membuangnya pada Sabtu malam, karena kutahu ia akan mencucinya pada hari Minggu. Jadi kalau pada hari Minggu ia tidak menemukannya, masih ada kesempatan untuk membeli yang baru sehingga ia masih bisa masuk di hari Seninnya.

Untuk membuang sepatu butut tentu saja tidak memerlukan rencana yang rumit, cukup sederhana saja pasti aku bisa melakukannya, hanya tinggal menunggu Andi tidur di malam tinggal menjalankan misinya.

Hari yang kunantikan pun tiba, segera aku bersiap menjalankan misiku. Kulihat Andi sedang tidak ada di rumah.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 14, 15, 16: Menyimpulkan Informasi Laporan Percobaan

Lanjutan Cerpen:

Aku merasa sedikit lega sebab aku merasa dapat menjalankan rencanaku tanpa mengganggu Andi. Hatiku berbunyi dag dig dug saat aku meraih sepatu butut itu lalu menatapnya sejenak. Sekilas, aku teringat pada momen-momen berharga yang telah kami lewati bersama saat Andi megenakan sepatu itu. Tetapi, keinginan untuk menghilangkan rasa malu yang selalu menghantuiku memaksaku untuk melanjutkan rencanaku.

Aku berjalan menghampiri tempat sampah yang ada di luar rumah. Sementara jarakku semakin dekat dengan tempat sampat, pikiranku terus berkecamuk. Apakah ini benar-benar tindakan yang tepat? Apakah aku sedang berlaku jahat terhadap Andi? Tapi di sisi lain, aku hanya ingin melihatnya lebih percaya diri dan bahagia dengan sepatu baru.

Saat aku sampai di depan tempat sampah, aku berhenti sejenak. Aku merasa ada kekosongan di dalam diriku. Tiba-tiba, sebuah pemahaman baru merasuk hatiku. Aku jadi merasa bukan sepatu butut yang harus kubuang, tapi pemikiran negatifku mengenai Andi dan sepatu itu sendiri yang harus aku buang.

Aku berbalik, meninggalkan tempat sampah dan memasuki rumah dengan langkah hati-hati. Ketika aku melihat Andi, ia tersenyum cerah padaku, ia tidak menyadari konflik batin yang baru saja aku rasakan. Hati ini penuh dengan keinginan untuk mendukung dan menyayanginya.

"Kak, besok aku mau mencari sepatu baru. Bolehkah kamu menemani aku?" ucap Andi dengan wajah berbinar.

Aku tersenyum padanya dan mengangguk, "Tentu, Andi. Aku akan selalu mendukungmu."

Keesokan harinya, kami berangkat bersama menuju pusat perbelanjaan. Kami berkeliling mencari sepatu yang sesuai dengan keinginan Andi. Di sana, aku melihat bagaimana Andi memilih sepatu dengan penuh semangat dan rasa percaya diri yang baru.

Akhirnya, Andi memilih sepasang sepatu yang ia sukai. Ketika kami pulang, hati kami penuh kegembiraan. Andi melepaskan sepatu bututnya dan menggantinya dengan sepatu baru yang ia beli. Wajahnya berbinar dan aku merasa bangga melihatnya begitu bahagia.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 32 Laporan Membaca Buku Kumpulan Puisi SMP / MTs

Cerita ini mengajarkan kita agar tidak membiarkan pikiran negatif menguasai diri kita dan melihat nilai sejati seseorang di balik penampilannya. Alih-alih membuang atau menghakimi, kita harus mendukung dan mencintai orang-orang terdekat kita dalam keadaan apapun.

Terkadang, bukan materi yang dapat membuat seseorang bahagia, melainkan dukungan, keberanian, dan cinta yang tulus dari orang-orang di sekitarnya.

Dengan memperbaiki pandangan dan sikapku, aku dan Andi mampu melewati berbagai rintangan dan saling menguatkan ikatan persaudaraan kami.

Kehidupan kami terus berjalan dengan penuh kasih sayang dan kegembiraan. Dan seiring berjalannya waktu, sepatu butut itu tetap menjadi simbol perjalanan kami yang penuh cinta dan pengertian.

Itulah alternatif kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 84 85 tentang Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut. Semoga membantu.***

Disclaimer:

Artikel soal dan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 84 85 Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut ini disusun hanya sebagai referensi saat para siswa kelas 9 belajar Bahasa Indonesia di rumah.

Kebenaran kunci jawaban kunci jawaban Bahasa Indonesia tidak bersifat mutlak, sehingga bisa dieksplorasi lebih lanjut.

Dapatkan informasi terbaru terkait dunia pendidikan dengan bergabung di grup telegram kami. Mari bergabung di Grup Telegram dengan cara klik tombol dibawah ini:



Kamu juga bisa request kunci jawaban atau info lainnya dengan topik pendidikan.

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Buku.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah