Namun, seperti halnya metode pengukuran lainnya, skala Likert juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah adanya kemungkinan bias respons yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Responden mungkin cenderung memilih pilihan tengah pada skala, yang dapat menghasilkan data yang tidak akurat atau mengaburkan perbedaan sebenarnya antara kelompok responden.
Selain itu, interpretasi hasil skala Likert juga dapat menjadi subyektif, karena tingkat setuju atau tidak setuju dapat bervariasi antar individu.
Penting untuk merancang skala Likert yang valid dan reliabel agar dapat menghasilkan data yang bermakna.
Validitas mengacu pada apakah skala tersebut benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur, sementara reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu.
Untuk memastikan validitas dan reliabilitas, perlu dilakukan uji coba pra-pengujian dan analisis statistik.
Baca Juga: Berikut 7 Instrumen Non-Tes Dalam Penilaian Pendidikan
Dalam penelitian, analisis data dari skala Likert dapat dilakukan menggunakan berbagai metode statistik seperti uji t, uji ANOVA, atau analisis regresi. Hasilnya dapat diinterpretasikan sebagai pemahaman tentang preferensi, sikap, atau pendapat kelompok responden terhadap topik yang diteliti.
Dalam kesimpulannya, skala Likert adalah metode yang umum digunakan dalam penelitian sosial dan ilmu perilaku untuk mengukur sikap, pendapat, dan preferensi individu.