Aboebakar Atjeh: Thariqah mempunyai arti jalan atau petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan Nabi serta sahabat dan kerabat secara turun temurun.
Al-Taftazani: Thariqah diartikan sebagai sekumpulan sufi yang terkumpul dengan seorang syaikh tertentu, tunduk dalam aturan aturan yang terperinci dalam tindakan spiritual, hidup secara berkelompok di dalam ruang-ruang peribadatan atau berkumpul secara berkeliling dalam momen-momen tertentu, serta membentuk majelis-majelis ilmu dan zikir secara organisasi.
Nurcholish Madjid: Thariqah adalah jalan menuju Allah guna mendapatkan ridha-Nya dengan mentaati ajaran-ajaran-Nya.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, bisa disimpulkan bahwa Thariqah atau tarekat memiliki dua pengertian, pertama Thariqah yang dilakukan sebagai pendidikan dan kerohanian secara individu, kedua Thariqah secara berorganisasi yang dipimpin oleh syaikh dengan aliran tarekat tertentu.
Adapun dalil Al-Qur’an yang menyebutkan keutamaan bersikap Thariqah:
“Dan sekiranya mereka mengokohkan diri di atas thariqah, sungguh Kami akan benar-benar memberikan pada mereka air yang menyegarkan.” [Q.S. Al-Jin [72]: 16]
“Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, ‘Tempuhlah perjalanan di malam hari bersama para hamba-hamba-Ku, buatlah untuk mereka jalan kering di laut (thoriqon fil bahri). Janganlah mencemaskan akan tersusul, dan janganlah menjadi takut.’” [Q.S. Thaahaa [20]: 77]
Struktur Thariqah
Mursyid, yaitu orang yang memberikan petunjuk (irsyad) atau sering disebut dengan syaikh.