Network
Organisasi ini pun telah diikuti oleh 100 negara yang menyatakan bahwa mereka tidak memihak kelompok atau golongan yang memiliki kekuatan besar manapun.
Artinya, GNB memiliki prinsip bahwa mereka akan saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan, perjanjian non-agresi, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, serta kesetaraan dan keuntungan adalah milik bersama.
Dikutip dari Kementerian Luar Negeri RI, awal mula proses lahirnya GNB ini terjadi di Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung pada tahun 1955, konferensi ini dihadiri oleh 29 Kepala Negara dan Kepala Pemerintah dari benua Asia dan Afrika yang baru saja merdeka. KAA bertujuan terutama untuk mendorong proses dekolonisasi dan memperkuat hubungan antara negara-negara yang baru merdeka.
Namun, setelah itu GNB akhirnya terbentuk pada September 1961 di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di Beograd, Yugoslavia, yang dihadiri oleh 25 negara.
Disepakati pula bahwa GNB diarahkan untuk membentuk posisi sendiri secara independen yang merefleksikan kepentingan negara-negara anggotanya.
Selain itu, terdapat 5 tokoh yang memiliki peran penting dalam proses pembentukan GNB sekaligus tokoh-tokoh yang disebut sebagai pendiri GNB antara lain, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.***
