Rangkuman Sejarah Kelas 10 Bab 2 Semester 2 Perdagangan, Penguasa, Pujangga Masa Klasik (Hindu-Budha) Ringkas

- 2 April 2023, 13:22 WIB
Rangkuman Sejarah Kelas 10 Bab 2 Semester 2 Perdagangan, Penguasa, Pujangga Masa Klasik (Hindu-Budha) Ringkas Padat
Rangkuman Sejarah Kelas 10 Bab 2 Semester 2 Perdagangan, Penguasa, Pujangga Masa Klasik (Hindu-Budha) Ringkas Padat /Pexels / Pixabay/

INFOTEMANGGUNG.COM - Adik-adik kelas 10, berikut ada rangkuman Sejarah kelas 10 bab 2 semester 2  Pedagang, Penguasa, Pujangga pada Masa Klasik (Hindu-Budha) secara ringkas namun padat.

 

Rangkuman Sejarah kelas 10 bab 2 semester 2 kami buat khusus untuk Adik-adik agar membantu memahami materi yang cukup banyak pada buku paket secara padat dan ringkas.

Materi Rangkuman Sejarah kelas 10 bab 2 semester 2 ini kami buat secara padat dan ringkas supaya Adik-adik bisa langsung menangkap poin-poin pentingnya. Ayo kita mulai.

Rangkuman Sejarah Kelas 10 Bab 2 Semester 2 Perdagangan, Penguasa, Pujangga Masa Klasik (Hindu-Budha)

Pengaruh Budaya India 

Bangsa dari India  melakukan interaksi dengan penduduk Indonesia masa itu mulai dari perdagangan. Menurut peneliti Van Leur, barang yang diperdagangkan pada pasar Internasional ialah barang komoditas yang bernilai tinggi. 

Dua komoditas primadona di masa sejarah kepulauan Indonesia ialah Gaharu serta Kapur Barus, dua bahan yang digunakan untuk bahan baku sebagai pewangi. 

Karena transaksi perdagangan ini pengaruh Hindu - Budha mulai berkembang di Indonesia. Ada 4 teori pendapat mengenai proses masuknya pengaruh Hindu-Budha (Hinduisasi) ini terjadi di Indonesia, yaitu: 

  • Teori Waisya 
  • Teori Ksatria 
  • Teori Brahmana 
  • Teori Arus Balik. 

Pengaruh Hindu-Budha pada Masyarakat di Indonesia 

Dengan masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia, memberi dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat di Indonesia, diantaranya:

1. Pada bidang Pemerintahan: muncul kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha di Indonesia.

2. Pada bidang Sosial: ada pembeda antar kelompok masyarakat yang disebut dengan kasta.

3. Pada bidang Ekonomi: banyak kapal dagang dari Cina dan India yang singgah ke Indonesia.

4. Pada bidang Agama: banyak masyarakat yang memeluk agama Hindu - Budha.

5. Pada bidang Kebudayaan: banyak terlihat ornamen struktur bangunan, seni rupa, seni ukir, sastra dan aksara yang bercorak Hindu-Budha. 

Baca Juga: Soal UTS PTS Sejarah Kelas 10 Semester 2 dengan Jawaban dan Pembahasannya

Kerajaan-Kerajaan Masa Hindu-Budha di Indonesia 

A. Kerajaan Kutai 

Terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Berdiri abad ke 5 Masehi. Raja-raja paling terkenal: Kudungga, Aswawarman, dan Mulawarman. Peninggalan dari kerajaan Kutai: Yupa. 

Yupa ditulis dalam bahasa Pallawa dan Sansakerta, dikeluarkan saat masa pemerintahan Raja Mulawarman. 

B. Kerajaan Tarumanegara 

Kerajaan Hindu tertua di tanah Jawa, berdiri abad ke 5 Masehi beraliran Wisnu. Peninggalan dari kerajaan ini: prasasti yang menggunakan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta. 

C. Kerajaan Kalingga 

Kerajaan Kalingga atau Holing, terletak di daratan Jawa bagian tengah, tepatnya berada di sekitar kecamatan Keling, Jepara daerah Jawa Tengah atau sekitar utara Gunung Muria. 

Raja yang paling terkenal kerajaan Kalingga ialah seorang raja wanita bernama Ratu Sima. Sifatnya tegas, jujur, bijaksana. Agama kerajaan ini ialah Budha. 

D. Kerajaan Sriwijaya 

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar yang ada di di Indonesia, berdiri di abad ke 7 Masehi. Kerajaan ini terletak di daratan Sumatera, sekitar Palembang. Raja yang paling terkenal dari kerajaan ini ialah Balaputradewa.

Kerajaan juga meninggalkan prasasti. Prasasti tersebut ada di dalam, bahkan di luar negeri yang membuktikan besarnya kerajaan ini di masa lalu. 

Berdasar beberapa informasi, Sriwijaya merupakan pusat kegiatan ilmiah agama Hindu-Budha yang di wilayah Asia Tenggara. Pulau Bangka serta Jambi Hulu pernah ditaklukkan oleh kerajaan ini di tahun 686 Masehi. Di awal abad ke 11, Raja Rajendracola dari kerajaan Colamandala India pernah melakukan penyerbuan ke Sriwijaya. 

 

E. Kerajaan Mataram Kuno

Berdiri di tahun abad ke 8 pertengahan masehi. Kerajaan ini diduduki oleh dua dinasti, yaitu dinasti Sanjaya yang beraliran Hindu, serta dinasti Syailendra yang beraliran Buddha. 

Kerajaan Mataram kuno ini memiliki peninggalan prasasti, stupa serta Candi. 

Contoh candi peninggalan pada masa dinasti Sanjaya ialah candi Dieng, candi Gedong Songo, candi Prambanan yang beraliran Hindu. Kemudian ada stupa atau candi yang berasal dari peninggalan dinasti Syailendra seperti, Borobudur, Mendut, serta Pawon. 

F. Kerajaan Kediri 

Kerajaan ini juga dikenal dengan sebutan kerajaan Panjalu, merupakan pembagian kerajaan dari Airlangga untuk mencegah pecahnya perang diantara kedua putranya. Ketika Airlangga wafat, kedua putranya justru berperang dan kemenangan berada di pihak Kerajaan Kediri. 

Raja-raja yang memerintah di kerajaan ini adalah Jayawarsa, Jayabaya, Sarwewara, Gandara, Kameswara, Kertajaya. Di masa Raja Jayabaya, kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaanya. 

Ada peninggalanprasasti dari kerajaan Kediri. Ada juga seni yang sangat menonjol hingga meninggalkan beberapa kitab, seperti; kitab Bharatayudha, kitab Kresnayana, kitab Smaradahana, kitab Lubdaka. 

G. Kerajaan Singasari 

Kerajaan ini biasa ditulis dengan kerajaan Singosari dengan Ken Arok  sebagai pendirinya. Lokasinya ada di Jawa Timur. Kerajaan Singasari ini pernah dipimpin oleh;Ken Arok, Anusapati, Toh Joyo, Ratu Ronggowuni, hingga Kertanegara. 

Peninggalan dari kerajaan Singasari berupa prasasti serta kitab. Dua kitab yang terkenal dari peninggalan kerajaan Singasari ialah: kitab Pararaton, dan kitab Negarakertagama. 

H. Kerajaan Majapahit

Kerajaan terletak di Jawa Timur, merupakan kerajaan Hindu-Buddha terbesar di sejarah Indonesia. Kerajaan mencapai punjak keemasannya di pemerintahan Raja Hayam Wuruk dibantu oleh seorang Mahapatih yang bernama Gajah Mada yang terkenal denga sumpah Palapa.

Dalam masa kejayaan Majapahit, bidang sastra juga sangat berkembang pesat. Adapun karya sastra yang paling terkenal ialah kitab Negarakertagama, serta kitab Sutasoma karangan Empu Tantular inilah yang terdapat istilah Bhinneka Tunggal Ika yang kini menjadi lambang persatuan Indonesia. 

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 86 87 Kurikulum Merdeka, Definisi Negosiasi

Kerajaan Majapahit meninggalkan prasasti Gunung Butak, Kudadu, Blambangan, dan Langgaran. 

Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali 

Di Pulau Bali, ada kerajaan Buleleng yang terkenal setelah kekuasaan kerajaan Majapahit. Kehancuran kerajaan Majapahit, membuat Islam berkembang, banyak kerajaan Islam di pulau Jawa dan juga Bali.

Nama kerajaan Buleleng terkenal saat Belanda datang dan ingin menguasai tanah Indonesia dimana sempat terjadi peperangan antara rakyat Buleleng melawan pasukan Belanda. 

Pada masa perkembangan dinasti Warmadewa, Buleleng dikuasai oleh kerajaan dari dinasti itu dan tumbuh pesat menjadi pusat perdagangan komoditas laut.

Hasil pertanian Buleleng seperti, kapas, beras, asam, kemiri, serta bawang juga menjadi komoditas utama. Barang-barang komoditas diangkut ke pulau lain menggunakan perdagangan laut. 

Perdagangan di daerah-daerah seberang ini mengalami kemajuan sangat pesat di masa dinasti Warmadewa yang dikuasai Anak Wungsu. 

Kerajaan Lainnya

Kerajaan-kerajaan lain bercorak Hindu-Budha: Kerajaan Tulang Bawang yang ada di wilayah Lampung dan Kerajaan Kota Kapur yang terletak di Kota Kapur, pulau Bangka.

Kerajaan ini ditemukan para arkeolog yang melakukan penelitian pada tahun 1994 yang menunjukkan adanya suatu pusat kekuasaan di daerah tersebut sebelum kemunculan kerajaan Sriwijaya. 

Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan 

Jalur-jalur perdagangan yang berkembang di kawasan Nusantara sangat ditentukan oleh kepentingan dalam bidang ekonomi di masa tersebut dimana ada perkembangan rute perdagangan yang berbeda-beda di masa tersebut. 

Di masa Hindu-Buddha di Nusantara, ada dua kekuatan peradaban yang besar yang masuk ke Indonesia, yakni peradaban Cina di utara, serta India barat daya yang menjadikan mereka begitu super power. 

Selat Malaka menjadi tempat yang strategis dan jadi pintu gerbang penghubung antara pedagang Cina dan India pada masa itu. Jalur di selat Malaka menjadi pintu gerbang pelayaran yang pada masa lalu disebut dengan jalur sutera. 

Penamaan jalur sutra telah digunakan pada abad ke 1 sampai abad 16 masehi. Rute pelayaran ini akhirnya menimbulkan bandar-bandar penting di sekitar jalur tersebut. Diantaranya ialah: Samudera Pasai, Malaka, serta Kota Cina yang saat ini dikenal dengan Sumatera Utara. 

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 10 Halaman 136, Short Bio B.J, Habibie, Beserta Terjemahan

Komoditas yang begitu penting pada saat itu sekaligus barang perdagangan yang paling banyak dicari ialah rempah-rempah seperti, cengkih, pala serta kayu manis. 

Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Budha

Akulturasi kebudayaan  adalah suatu proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan lainnya yang pada akhirnya membentuk suatu kebudayaan baru.

Contoh akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Budha ialah:

  • Seni Bangunan
  • Seni Rupa
  • Seni Ukir
  • Seni Sastra dan Aksara
  • Seni Pertunjukan
  • Sistem Pemerintahan 
  • Sistem kepercayaan 
  • Arsitektur

Itu tadi rangkuman Sejarah kelas 10 bab 2 semester 2 Pedagang, Penguasa, Pujangga pada Masa Klasik (Hindu-Budha) secara ringkas - padat. Mudah-mudahan berguna untuk Adik-adik.***

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Buku.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x