Network
INFOTEMANGGUNG.COM - Ini penjelasan tentang saat bersekolah dahulu, pernahkah ibu dan bapak mengalami atau menyaksikan tindakan intoleransi atau bentuk kekerasan lainnya? ceritakan pengalaman ibu dan bapak sebagai referensi belajar.
Pertanyaan tentang cara menghadapi tindakan intoleransi tersebut dapat ditemukan di soal Cerita Reflektif Modul 5 Taktis Saat Kritis di materi Kejadian Penuh Luka.
Materi tersebut merupakan salah satu pelajaran konsep Kurikulum Merdeka yang harus dipahami oleh peserta pelatihan Merdeka Mengajar pada topik 3 Dosa Pendidikan: Intoleransi.
Adapun soal Cerita Reflektif tentang saat bersekolah dahulu, pernahkah ibu dan bapak mengalami atau menyaksikan tindakan intoleransi atau bentuk kekerasan lainnya? ceritakan pengalaman ibu dan bapak adalah alat ukur untuk melihat pemahaman para guru terkait materi yang dipelajari.
Agar tingkat pemahaman terkait konsep Kurikulum Merdeka bertambah, peserta Merdeka Mengajar bisa mencari jawabannya dari Modul 5 ataupun mencari sumber lainnya.
Salah satu sumber yang bisa dijadikan referensi adalah melalui tulisan berikut ini. Pasalnya, tulisan ini akan membahas kunci jawaban soal Cerita Reflektif Modul 5.
Kunci jawaban yang diberikan terkait soal saat bersekolah dahulu, pernahkah ibu dan bapak mengalami atau menyaksikan tindakan intoleransi atau bentuk kekerasan lainnya? ceritakan pengalaman ibu dan bapak akan dilengkapi dengan pembahasannya.
Dengan begitu, para peserta Merdeka Mengajar diharapkan bisa makin paham terkait materi Modul 5 yang sedang dipelajari.
Berikut ini kunci jawaban dari pertanyaan Cerita Reflektif terkait menghadapi tindakan atau perilaku intoleransi atau kekerasan yang terjadi di sekolah atau kelas.
Pertanyaan
Saat bersekolah dahulu, pernahkah ibu dan bapak mengalami atau menyaksikan tindakan intoleransi atau bentuk kekerasan lainnya? ceritakan pengalaman ibu dan bapak.
Jawaban
Pernah, tetapi saya menghadapinya dengan penuh kesabaran, bukan dalam bentuk intoleransi
Pembahasan
Intoleransi di sekolah adalah sikap tidak menerima perbedaan dalam segala bentuknya, baik itu perbedaan agama, suku, ras, gender, orientasi seksual, dan sebagainya.
Intoleransi dapat terjadi di sekolah karena faktor lingkungan sosial, seperti kurangnya toleransi di lingkungan sekitar, pengaruh keluarga dan teman sebaya, serta kurangnya pendidikan tentang pentingnya menghargai perbedaan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi intoleransi di sekolah dengan bijak, di antaranya adalah sebagai berikut:
Membangun kesadaran tentang perbedaan - Guru dapat membangun kesadaran tentang perbedaan melalui pendidikan dan pengajaran, dengan menekankan pentingnya menghargai dan menghormati perbedaan dalam segala aspek kehidupan.
Membuka dialog - Mengadakan forum atau dialog terbuka di sekolah dapat membantu para siswa untuk memahami pandangan dan pengalaman orang lain, sehingga dapat membantu membangun rasa toleransi.
Menerapkan aturan yang jelas - Sekolah dapat membuat aturan yang jelas tentang perilaku dan tindakan yang dapat merugikan orang lain karena perbedaan. Aturan ini dapat membantu menghindari tindakan diskriminatif.
Membuat kegiatan yang mempromosikan keragaman - Kegiatan ini bisa berupa festival budaya, pertukaran pelajar, dan kegiatan sosial, sehingga dapat membantu memperkuat rasa toleransi dan menghargai perbedaan.
Menjadi contoh yang baik - Guru dan staf sekolah harus menjadi contoh yang baik dalam menghargai perbedaan. Hal ini dapat membantu membentuk pola pikir yang toleran pada siswa.
Dengan menerapkan cara-cara di atas, diharapkan dapat membantu mengatasi intoleransi di sekolah dan membentuk pola pikir yang lebih terbuka dan toleran pada siswa dan lingkungan sekitar.
Sebagai informasi, kunci jawaban yang diberikan hanyalah sebagai alat bantu menambah pemahaman peserta dalam memahami soal dan bukan sebagai jawaban yang paling tepat.
Para guru bisa mencari sumber referensi lainnya untuk dijadikan pembanding agar bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang Kurikulum Merdeka.
Begitulah penjelasan kunci jawaban atas soal saat bersekolah dahulu, pernahkah ibu dan bapak mengalami atau menyaksikan tindakan intoleransi atau bentuk kekerasan lainnya? ceritakan pengalaman ibu dan bapak yang bisa dijadikan bahan untuk menambah pengetahuan.***
Disclaimer: INFOTEMANGGUNG.COM tidak mengizinkan artikel di-copy paste atau dilakukan sindikasi dengan alasan apa pun.
