4 Sifat Wajib bagi Rasul Beserta Artinya yang Harus Diyakini dan Diteladani, Masya Allah!

- 15 Maret 2023, 12:33 WIB
4 Sifat Wajib bagi Rasul Beserta Artinya yang Harus Diyakini dan Diteladani, Masya Allah!
4 Sifat Wajib bagi Rasul Beserta Artinya yang Harus Diyakini dan Diteladani, Masya Allah! /pexels.com / Armin Rimoldi/

INFOTEMANGGUNG.COM - Tentu saja, sebagai umat Islam, kita harus mengetahui dan meneladani sifat wajib Nabi. Nabi dan Rasul adalah umat terbaik pilihan Allah SWT. Tentu saja, itu membuatnya berbeda dari orang lain.

Selain amanat pengabaran, para rasul harus memiliki sifat-sifat yang meyakinkan.

Sifat-sifat ini mencegah mereka dari berbuat dosa karena itu adalah peran Nabi dan Rasul untuk membimbing manusia dari Zaman Jahiliyah ke Pencerahan.

Baca Juga: Bagaimana UUD 1945 Mengatur Hak dan Kewajiban Warga Negara? Ini Jawaban Selengkapnya

Bahkan, keteladanan rasul juga diterapkan pada etika akuntan.

Dalam kajian yang berjudul Sifat Teladan Rasulullah Muhammad SAW Dalam Etika Profesi Akuntansi, sifat wajib Rasul yaitu. H. Shidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah, termasuk dalam kode etik akuntan.

Kode etik ini disusun oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Institut Akuntan Publik Amerika (AICPA) dan Organisasi Akuntansi dan Audit untuk Lembaga Keuangan Islam (AAOIFI).  

Sifat Mustahil bagi Rasul

Sifat-sifat tersebut tidak mungkin ada pada para Rasul karena semuanya terlindung dari dosa atau maksum dan tentunya semua sesuai dengan kehendak Allah SWT.

1. Al-Kizzib

Sifat Al-Kizzib merupakan kebalikan dari sifat As-Sidiq. Al-Kizzib artinya dusta atau suka bohong.

Tentu ini merupakan sifat mustahil bagi rasul, sebab lisan dan hati para nabi dan rasuk terjaga dari sifat-sifat buruk seperti ini.

Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Alquran:

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ

"Mā ḍalla ṣāḥibukum wa mā gawā. Wa mā yanṭiqu `anil-hawā. In huwa illā waḥyuy yụḥā."

Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru, dan tidak pula yang diucapkan itu (Alquran) kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan,” (QS An-Najm: 2-4).

2. Al-Khianat

Al-Khianat merupakan sifat mustahil bagi rasul yang berarti berkhianat. Sifat ini sangat tidak mungkin dimiliki oleh seorang rasul, karena mereka tidak akan berkhianat pada umatnya.

Setiap hal yang diamanatkan oleh Allah SWT kepada rasul pasti akan disampaikan kepada umatnya.

Terkait hal ini juga dijelaskan oleh Allah SWT dalam Alquran:

ٱتَّبِعْ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْمُشْرِكِينَ

"Ittabi' mā ụḥiya ilaika mir rabbik, lā ilāha illā huw, wa a'riḍ 'anil-musyrikīn."

Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik,” (QS Al-An’am: 106).

3. Al-Kitman

Al-Kitman memiliki arti menyembunyikan, yang tentunya merupakan sifat mustahil bagi rasul.

Sebab, tugas utama yang diemban seorang rasul adalah menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya.

Tentunya tanpa sifat ini, seorang rasul tidak bisa disebut sebagai rasul.

Sebab, tugas utama yang diemban seorang rasul adalah menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya.

Tentunya tanpa sifat ini, seorang rasul tidak bisa disebut sebagai rasul.

Apalagi yang disembunyikan adalah wahyu dari Allah SWT, maka para nabi yang rasul akan terhindar dari sifat ini karena betul-betul dilindungi oleh Allah SWT.

Hal tersebut telah disebutkan di dalam Alquran:

قُل لَّآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّى مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

"Qul lā aqụlu lakum 'indī khazā`inullāhi wa lā a'lamul-gaiba wa lā aqụlu lakum innī malak, in attabi'u illā mā yụḥā ilayy, qul hal yastawil-a'mā wal-baṣīr, a fa lā tatafakkarụn."

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.

Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya),” (QS Al-Anam: 50).

4. Al-Baladah

Al-Baladah merupakan kebalikan dari sifat Al-Fatanah yang berarti bodoh.

Sifat ini merupakan salah satu sifat mustahil bagi rasul, sebab setiap rasul yang dipilih langsung oleh Allah SWT tidak mungkin bodoh dan tidak bisa berfikir dengan baik.

Baca Juga: Secara Astronomis Indonesia Berada di Antara? Temukan Jawaban Selengkapnya dalam Artikel Ini

Walaupun Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang tidak bisa membaca dan menulis pada saat itu, tapi ia sangat pandai dalam hal lain seperti menyampaikan wahyu dan berdakwah.

Nabi Muhammad juga sangat adil dan bijaksana yang bisa membantu tugasnya dalam menyampaikan wahyu.***

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x