Baca Juga: Prasasti-Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Umumnya Berbahasa Apa? Simak Selengkapnya di Sini!
Pembahasan
Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai salah satu pusat pembelajaran agama Budha. Hal itu diketahui dari catatan seorang biksu dari China yang bernama I-Tsing. I-Tsing mengabarkan mengenai kehidupan keagamaan di Sriwijaya.
Di sana, terdapat banyak biksu di kota. Selain itu, terkenalnya Sriwijaya sebagai pusat agama Budha juga lantaran peran seorang biksu bernama Dharmakrti. Ia dikenal sebagai biksu tertinggi di Kerajaan Sriwijaya yang juga menyusun kritik terhadap isi kitab Abhisamayalamkara.
Bahkan, di antara tahun 1011-1023 M terdapat kunjungan dari biksu Tibet bernama Atisa atau Dioamkararasjanana yang ingin belajar agama pada Dharmakrti sehingga datang ke Swarnnadwipa.
Sementara itu, Nalanda dikenal sebagai pusat pengajaran agama Budha terbesar yang ada di Sriwijaya. Itulah mengapa kemudian ditemukan Prasasti Nalanda yang berisikan informasi mengenai Raja Sriwijaya yang bernama Balaputra Dewa mengirimkan pelajar untuk memperdalam ilmu agama di India.
Kemudian, ditemukan pula Prasasti Talang Tuo yang berisikan informasi tentang janji salah satu pemuka Budha bernama Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Sejatinya Kerajaan Sriwijaya bukan hanya dikenal sebagai pusat agama Budha, melainkan juga sebagai tempat berkembangnya agama lain. Hal ini dapat dilihat dari ditemukannya arca batu yang mewakili keberadaan agama Hindu dan Tantris di Sriwijaya.