Network
INFOTEMANGGUNG.COM - Ada satu pertanyaan refleksi yaitu sudahkan ibu dan bapak menerapkan empati di kelas? Kalau sudah, praktik apa yang ibu dan bapak pernah lakukan?
Penerapan empati dalam kelas merupakan satu hal wajib saat kegiatan belajar mengajar sedang berjalan. Oleh karena itu, sudahkan ibu dan bapak menerapkan empati di kelas? Kalau sudah, praktik apa yang ibu dan bapak pernah lakukan?
Artikel ini akan menyajikan alternatif jawaban untuk membantu Anda menjawab pertanyaan sudahkan ibu dan bapak menerapkan empati di kelas? Kalau sudah, praktik apa yang ibu dan bapak pernah lakukan?
Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan, kebutuhan, dan perspektif orang lain. Penerapan empati dalam kelas dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, ramah, dan mendukung.
Dengan menerapkan empati dalam kelas, siswa/siswi merasa dihargai, didukung, dan merasa bahwa mereka termasuk dalam lingkungan belajar yang inklusif dan ramah. Ini dapat meningkatkan motivasi, partisipasi, dan keberhasilan akademik mereka.
Sudahkan Ibu Dan Bapak Menerapkan Empati Di Kelas? Kalau Sudah, Praktik Apa Yang Ibu Dan Bapak Pernah Lakukan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda harus mulai mengingat kembali semua pengalaman belajar mengajar yang sudah terjadi dalam kelas.
Terkadang tanpa disadari, Anda sudah pernah mengajak para siswa untuk menerapkan sikap empati terhadap sesama di dalam kelas.
Sebagai contoh, saat ada siswa yang sedang terkena musibah berupa kebakaran di rumahnya yang menghanguskan rumah dan perlengkapan sekolah yang dipakai, Anda mengajak teman-teman di kelas tersebut untuk saling membantu.
Bantuan untuk siswa yang terkena musibah tersebut berupa sumbangan pakaian, peralatan sekolah, bahan makanan, dan uang.
Anda sebagai pendidik dan para siswa dalam kelas berusaha memberikan bantuan dan dukungan moril agar siswa yang terkena musibah tidak putus asa dan bisa terus melanjutkan sekolah.
Selain contoh diatas, berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan empati dalam kelas:
Dengarkan dengan penuh perhatian
Saat siswa/siswi berbicara atau berbagi pengalaman, dengarkanlah dengan penuh perhatian dan jangan mengganggu atau menilai. Tunjukkan bahwa Anda memperhatikan dan memahami perasaan dan perspektif siswa/siswi.
Validasi perasaan
Berikan pengakuan dan validasi terhadap perasaan siswa/siswi. Misalnya, katakanlah "Saya bisa memahami mengapa kamu merasa sedih" atau "Saya menghargai perasaanmu tentang masalah ini."
Tampilkan kepedulian
Tunjukkan kepedulian Anda terhadap kebutuhan siswa/siswi dan kesulitan yang mereka hadapi. Misalnya, tanyakan "Apakah ada yang bisa saya bantu?" atau "Bagaimana saya bisa membantu kamu memecahkan masalah ini?"
Mengakui keberagaman
Menghargai keberagaman dalam kelas, baik dalam hal latar belakang budaya, agama, atau kemampuan akademik. Dengan mengakui keberagaman, siswa/siswi merasa dihargai dan diterima dalam lingkungan belajar.
Baca Juga: Kanina Berjalan-Jalan Setiap 4 Hari Sekali, Dania Berjalan-Jalan Setiap 6 Hari Sekali
Memfasilitasi diskusi
Fasilitasi diskusi di kelas dan memastikan bahwa semua siswa/siswi memiliki kesempatan untuk berbicara dan membagikan pendapat mereka. Pastikan bahwa setiap siswa/siswi merasa dihargai dan didengar.
Demikian penjelasan singkat tentang jawaban pertanyaan reflektif sudahkan ibu dan bapak menerapkan empati di kelas? Kalau sudah, praktik apa yang ibu dan bapak pernah lakukan? Semoga dapat membantu!***
