Mengapa Berbagai Bentuk Perlawanan Terhadap Belanda Sering Mengalami Kegagalan? Pembahasannya Cek di Sini!

- 6 Februari 2023, 13:30 WIB
Mengapa Berbagai Bentuk Perlawanan Terhadap Belanda Sering Mengalami Kegagalan
Mengapa Berbagai Bentuk Perlawanan Terhadap Belanda Sering Mengalami Kegagalan /Instagram.com/albumsejarah/

Jika pemimpin perlawanan yang bersifat kedaerahan tersebut, ditangkap Belanda atau meninggal dunia di medan pertempuran maka anak buah atau pengikutnya tidak melanjutkan perjuangan. Dengan kata lain perjuangan berdasarkan pemimpinnya.

Informasi Tambahan

Belanda menggunakan politik DEVIDE ET IMPERA yaitu politik adu domba demi memecah belah persatuan bangsa. Banyak terjadi perang saudara untuk memperebutkan tahta kerajaan saat serang raja besar meninggal dunia, maka saudara ataupun keluarganya saling berebut sehingga menimbulkan korban jiwa.

Belanda juga turut ikut campur dengan masalah internal kerajaan sehingga dengan bala bantuan tentara Belanda maka pihak keluarga raja yang mendukung Belanda sering menang dibandingkan dengan keluarga raja yang tidak mendapat bantuan dari Belanda.

Baca Juga: Apa Manfaat Perdagangan Internasional bagi Perekonomian Indonesia? Simak!

Pendukung Belanda yang kemudian menang dan diangkat menjadi raja maka belanda meminta balasan atas bantuannya. Belanda juga ikut campur mengenai segala kebijakan raja. Belanda ikut campur dalam perjanjian-perjanjian yang dilakukan oleh raja-raja.

Saat perang Diponegoro, Belanda melawan pangeran Diponegoro. Belanda menggunakan strategi benteng stelsel dimana setiap daerah yang telah dikuasai oleh Belanda maka dibangunlah benteng di tempat tersebut. Hal ini sebagai penanda kekuatan Belanda.

Rakyat Indonesia kala itu belum tercipta rasa persatuan dan kesatuan bangsa untuk seluruh wilayah. Mereka hanya berfokus pada daerahnya masing-masing. Dengan demikian kekuatan rakyat lebih lemah dibangingkan dengan Belanda yang memiliki jumlah tentara yang lebih banyak dan persenjataan yang canggih.

Perjuangan rakyat Indonesia dahulu masih menggunakan senjata tradisional padahal senjata Belanda lebih unggul. Rakyat indonesia menggunakan senjata bambu runcing, rencong, golok atau alat lain yang mereka punya.

Rakyat Indonesia kala itu masih kalah taktik perang dengan Belanda. Belanda selalu mengirimkan pemimpin prajurit dari negeri asalnya yang berasal dari prajurit pilihan dan telah melalui pelatihan militer. Sebaliknya rakyat Indonesia tidak pernah melakukan pelatihan militer. Oleh karena itu lebih gampang dikalahkan.

Dalam perang melawan Belanda di Banten, Sultan Agung telah gagal mengusir Belanda karena lumbung padi atau lumbung makanan dari para pasukan telah dibakar Belanda sehingga para prajurit dari Sultan Agung mengalami kelaparan dan kehilangan semangat untuk berperang. Belanda dalam hal ini unggul dalam taktik berperang bahkan sebelum terjadi perlawanan terhadap Belanda.

Halaman:

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x