INFOTEMANGGUNG.COM - Dampak dari covid-19 tidak hanya terjadi pada sektor ekonomi, tetapi juga pada sektor pendidikan. Dampak yang ditimbulkan pada sektor pendidikan ini adalah ancaman terjadinya Lost Generation.
Menurut Prof. Dr. Rachma Hasibuan M.Kes, istilah Lost Generation pertama kali dikenalkan pada perang dunia ke-2. "Karena pada waktu perang dunia itu banyak anak-anak, kemudian anak-anak kecil, anak-anak usia sekolah, ibu rumah tangga, keluarga yang kehilangan kesempatan-kesempatan untuk berkembang, apakah itu mengikuti pendidikan, apakah itu meningkatkan SDM, itu tertutup karena terjadinya perang," Ungkap Dosen dan Guru Besar Pendidikan Anak Usia Dini dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada kanal youtube Kece Media by Unesa.
Baca Juga: 3 Model Pembelajaran Primadona dalam Kurikulum Merdeka
Jika Lost Learning terjadi, dalam artian anak-anak yang terdampak perang tersebut pendidikannya tidak segera diperbaiki, maka anak-anak tersebut akan kehilangan masa sekolahnya. Dengan semakin banyaknya anak yang kehilangan masa sekolah maka akan mengalami keruntuhan SDM (Sumber Daya Manusia). Apabila suatu negara SDM nya runtuh, itulah mengapa negara mengalami Lost Generation.
Covid-19 yang melanda seluruh negara selama kurang lebih 2 tahun ini menuntut perubahan peradaban manusia. Semua kegiatan pendidikan yang awalnya dilaksanakan secara tatap muka diganti dengan belajar dari rumah (daring). Semua tingkatan pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan Perkuliahan mewajibkan pembelajarannya dilaksanakan secara daring sesuai dengan anjuran pemerintah.
Di Indonesia dirasakan masih terlalu sulit menerima pembelajaran secara daring. Namun, bukan berarti bahwa pembelajaran daring buruk, tetapi infrastrukturnya belum memadai. "Bukan berarti daring jelek, untuk kita, kesiapan-kesiapan infrastruktur itu belum disiapkan," lanjut dosen Unesa ini menjelaskan.
Baca Juga: Ketahui 7 Contoh Jawaban Motivasi Menjadi Guru Penggerak
Harapan dari pembelajaran daring di rumah ini adalah para orang tua akan membantu mendampingi pembelajaran di rumah. Akan tetapi pada kenyataannya, orang tua sibuk dengan pekerjaannya sehingga waktu untuk mendidik anak kurang. Mayoritas anak dititipkan ke pengasuhnya atau dibiarkan main game online dengan gadgetnya.
Dengan segala macam kerumitan yang terjadi ini, yaitu selama kurang lebih dua tahun disinilah anak-anak kehilangan pendidikannya. Proses kehilangan pendidikan inilah yang disebut sebagai Lost Learning, dan tentunya dikhawatirkan akan berdampak pada Lost Generation.