Restitusi adalah Guru Penggerak yang Baik Dalam Menerapkan Konsep Disiplin Positif, Ini Penjelasannya

- 13 Januari 2023, 14:57 WIB
Restitusi adalah Guru Penggerak yang Baik Dalam Menerapkan Konsep Disiplin Positif, Ini Penjelasannya
Restitusi adalah Guru Penggerak yang Baik Dalam Menerapkan Konsep Disiplin Positif, Ini Penjelasannya /PIXABAY/ Vlad Man/

Melansir dari laman resmi Kemdikbud, segitiga restitusi adalah guru penggerak yang berdasarkan tahapan yang dilakukan oleh guru untuk membawa siswa dalam menaati kesepakatan di dalam kelas yang telah ditetapkan. 

Selain menaati kesepakatan yang telah ditetapkan, para guru juga akan membawa siswa untuk mengakui secara sadar serta terbuka saat melakukan kesalahan dan juga menerapkan sisi kenyamanan saat berperilaku jujur. 

Segitiga Restitusi

Untuk menerapkan restitusi adalah guru penggerak dari salah satu konsep disiplin positif, terdapat 3 langkah yang dapat dilakukan. Yang pertama ialah menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, serta yang terakhir ialah menanyakan keyakinan. 

Pada langkah pertama merupakan bagian dari dasar untuk menstabilkan identitas. Ketika siswa berbuat salah, maka mereka memiliki kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. 

Tujuan dari menstabilkan identitas ini agar merubah orang yang gagal karena telah melakukan kesalahan, menjadi orang yang sukses dan lebih bermakna. Pada posisi ini, para guru dapat membantu siswa yang berbuat salah untuk lebih tenang dalam mencari solusi untuk penyelesaikan masalah tersebut. 

Kemudian langkah kedua ialah memvalidasi tindakan yang salah. Konsep yang kedua ini para guru patut memahami kebutuhan dasar dari tindakan siswa yang berbuat salah. Ketika para guru menolak siswa yang berbuat salah, dia akan tetap terjerumus dalam masalah. 

Baca Juga: Portfolio Guru Penggerak, Isi, Manfaat dan Cara Membuatnya

Oleh sebab itu, diperlukannya pemahaman yang dilakukan oleh para guru sehingga siswa yang telah melakukan kesalahan merasa bahwa ada seseorang yang memahami mengapa dirinya melakukan kesalahan tersebut. 

Lalu, langkah yang terakhir ialah menanyakan keyakinan. Teori kontrol ini menyatakan bahwa para guru pada dasarnya menjadi motivasi tersendiri secara internal. Ketika step satu dan dua berhasil dilakukan, maka siswa telah siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya. 

Sangat penting untuk menanyakan kepada siswa tentang kehidupan yang ia inginkan. Dengan hal ini, mereka dapat menemukan gambaran masa depannya. Para guru dapat membantu siswa untuk tetap fokus pada gambaran masa depannya tersebut. 

Halaman:

Editor: Septyna Feby

Sumber: gtk.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah