Network
Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 9 Halaman 16, Mempelajari Organ Penyusun Sistem Reproduksi Perempuan
Akan tetapi, secara umum masa pubertas diartikan sebagai masa peralihan yang dialami oleh seseorang dari usia anak-anak atau remaja menuju dewasa. Ketika seseorang mengalami masa pubertas, maka akan muncul perubahan fisik, psikis, dan pematangan organ reproduksi atau fungsi seksual.
Mulai dari pertumbuhan tinggi badan, perubahan dada yang lebih bidang pada laki-laki, tumbuh bulu-bulu halus di beberapa bagian tertentu seperti ketiak, alat kelamin, dan lainnya. Tumbuhnya rambut halus ini termasuk gejala sekunder yang dialami remaja laki-laki dan perempuan.
Pubertas pada anak perempuan umumnya terjadi pada usia 10-16 tahun, sementara pubertas pada laki-laki biasanya terjadi pada usia 12-16 tahun.
Baca Juga: Sering Dibuang Begitu Saja, Padahal Daun Ini Memiliki Manfaat dalam Menjaga Kesehatan Reproduksi
Adapun hormon yang berperan dalam mengatur perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder pada perempuan adalah hormon estrogen dan progesteron. Berikut ciri-ciri kelamin sekunder pada perempuan:
- Tumbuhnya rambut di bagian tertentu pada tubuh.
- Pinggul membesar.
- Payudara membesar.
- Aktivitas kelenjar minyak dan kelenjar keringat semakin aktif sehingga memicu munculnya jerawat.
- Mengalami menstruasi.
Sementara pada perkembangan kelamin sekunder pada laki-laki diatur oleh hormon testosteron. Berikut ciri-ciri kelamin sekunder pada laki-laki:
- Tumbuh rambut pada area tertentu, seperti ketika, kumis, alat kelamin, kaki, dan lainnya.
- Suara membesar.
- Muncul jakun di leher.
- Aktivitas kelenjar minyak dan keringat dalam kulit meningkat sehingga muncul jerawat dan bau badan.
- Dada menjadi lebih bidang.
- Otot menjadi lebih kuat.
Selain perubahan fisik, pada masa pubertas manusia juga akan mengalami tahap transisi yang berbeda. Hal ini ditandai dengan perubahan psikologis dan emosional yang membuat seseorang harus menyikapinya dengan bijak.
