Terdapat sebuah hadits yang menjelaskan sifat takabur tersebut, salah satunya hadits berikut:
عن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya:
“Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bersabda: ‘Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.’ Ada seseorang yang bertanya, ‘Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?’.
Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.’” (HR. Muslim no. 91).
Baca Juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 68, Aktivitas Kelompok Contoh Budaya Negara Eropa
Di sisi lain, dalam sebuah ayat Al Qur’an juga dijelaskan pada surat An Nahl 22-23:
اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ ۚفَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ قُلُوْبُهُمْ مُّنْكِرَةٌ وَّهُمْ مُّسْتَكْبِرُوْنَ
لَا جَرَمَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِيْنَ