INFOTEMANGGUNG.COM – Ada 12 asas dalam pelayan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Salah satu asas kunci dalam pelayanan BK adalah asas kerahasiaan.
Seorang konselor atau guru BK, harus menjalankan semua asas yang ada dalam menjalankan pelayanan BK di sekolah, namun yang utama adalah menjalankan asas kerahasiaan.
Asas kerahasiaan harus diterapkan terlebih dahulu agar peserta didik dapat menaruh kepercayaan kepada guru BK, sehingga nantinya proses pelayanan dapat berjalan secara sukarela dan lebih optimal.
Asas kerahasiaan dalam pelayanan BK mencakup apa saja yang tidak boleh dibocorkan oleh konselor. Semua hal yang bersifat pribadi, yang konseli (peserta didik) sampaikan kepada konselor bersifat rahasia dan tidak boleh diketahui oleh orang lain.
Jika asas kerahasiaan sudah dijalankan oleh guru BK, maka asas-asas lain juga harus mengikut dan dijalankan juga. Berikut penjelasan mengenai asas-asas dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Baca Juga: Urutan Tahapan yang Dilakukan Dalam Administrasi Peserta Didik, Simak Penjelasannya!
1. Asas Kerahasiaan
Konselor atau guru BK wajib menjaga hal-hal yang disampaikan oleh peserta didik.
2. Asas Kesukarelaan
Dalam proses layanan bimbingan dan konseling, peserta didik harus secara sukarela menceritakan kisah dan masalahnya kepada guru BK, begitu juga sebaliknya. Guru BK diharuskan secara sukarela memberi pertolongan dan konseling kepada peserta didik yang membutuhkan bantuan. Dalam hal ini, asas kesukarelaan berati dilarang memaksa.
3. Asas Keterbukaan
Peserta didik yang membutuhkan bantuan diharapkan bisa berterus terang terkait keadaannya. Keterbukaan ini bukan hanya bersedia menerima saran dan masukan dari konselor, tetapi juga masing-masing pihak yang bersangkutan yaitu konselor dengan peserta didik bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah.
4. Asas Kegiatan
Dalam upaya pemecahan masalah konseli atau peserta didik, kegiatan yang dilakukan dalam proses konseling tidak bisa dilakukan seorang diri. Perlu kolaborasi dan kerjasama antara peserta didik dan konselor agar tujuan bisa tercapai.
5. Asas Kemandirian
Salah satu tujuan dalam proses konseling adalah membuat peserta didik dapat hidup mandiri. Hidup mandiri dapat diartikan bahwa peserta didik tersebut dapat menerima dirinya sendiri dan lingkungan, yang nantinya dapat mengarahkan peserta didik agar bisa mengambil keputusan secara manditi
6. Asas Kekinian
Baca Juga: Pendapat Ki Hadjar Dewantara (KHD) Tentang Pendidikan yang Memerdekakan
7. Asas Kedinamisan
Proses konseling haruslah bersifat dinamis. Tujuan adanya proses konseling adalah perubahan diri peserta didik agar menjadi lebih baik. Perubahan tersebut bukan hanya mengulang sesuatu yang lama dan monoton, melainkan perubahan menuju sesuatu yang baru, lebih maju dan sesuai dengan perkembangan yang peserta didik dan konselor hendaki.
8. Asas Keterpaduan
Konselor diharapkan mampu bekerja sama dengan orang-orang yang sekiranya dapat membantu penyelesaian masalah peserta didik. Dalam hal ini peranan guru, orang tua, dan peserta didik lain sering kali sangat menentukan tercapainya tujuan konseling.
9. Asas Kenomartifan
Dalam proses konseling yang dijalankan haruslah sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Konselor maupun peserta didik sama-sama tidak boleh menyalahi aturan dan norma yang berlaku.
10. Asas Keahlian
Demi tercapainya konseling, maka pelaksana konseling harus benar-benar ahli dibidangnya. Pendidikan, keahlian, sikap dan sifat konselor harus sesuai dan harus bisa mendukung tercapainya tujuan konseling
11. Asas Alih Tangan
Jika memang permasalahan peserta didik tidak mampu diselesaikan langsung oleh konselor atau guru BK, maka dalam hal ini guru BK wajib menyerahkan kasus tersebut ke pihak yang lebih memadai dan lebih ahli.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat memberikan suasana dan lingkungan yang secure (memberikan rasa aman), keteladanan, memberikan motivasi dan dorongan lebih baik, serta kesempatan kepada peserta didik untuk maju. ***