Network
INFOTEMANGGUNG.COM – Langkah segitiga restitusi dalam dunia pendidikan bukan menjadi pembahasan yang asing lagi.
Beberapa satuan pendidikan sudah melakukan segitiga restitusi untuk menerapkan disiplin positif kepada murid.
Seperti yang kita ketahui kata disiplin, identik dengan kepatuhan. Sehingga dalam hal ini penerapan segitiga restitusi bisa membantu para murid untuk menerapkan disiplin positif.
Lalu apa Langkah segitiga restitusi untuk menciptakan disiplin positif yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan? Simak penjelasannya dalam artikel ini.
Baca Juga: Merumuskan Keyakinan Kelas, Sikap Disiplin untuk Wujudkan Budaya Positif
Segitiga Restitusi
Konsep segitiga restitusi yang diterapkan dalam dunia pendidikan selaras dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara tentang murid merdeka.
Dalam hal ini Ki Hajar Dewantara menyatakan untuk menciptakan murid yang merdeka, satuan pendidikan harus menerapkan disiplin yang positif.
Secara pemahaman, segitiga restitusi merupakan sebuah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahannya.
Melalui restitusi, satuan pendidikan bisa membantu para murid untuk mencapai tujuannya, memiliki sifat disiplin yang positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah.
Tujuan dalam menerapkan restitusi ini bukanlah menyenangkan orang lain, melainkan menjadikan mereka bisa menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai.
Penerapan segitiga restitusi dalam satuan pendidikan yang perlu ditekankan ada pada seorang pendidik atau dalam hal ini seorang guru.
Guru harus bisa menciptakan kondisi yang membuat para murid mau menyelesaikan masalah dan bisa berbuat lebih baik lagi.
Penyampaian yang diberikan kepada murid pun juga harus sesuai dengan kondisi seorang murid.
Guru bisa menyampaikan, “Semua orang pasti pernah berbuat salah”, bukan mengatakan, “Kamu harus lakukan ini, kalau tidak maka…”.
Sehingga dalam hal ini, murid akan lebih menerimanya, ketimbang mereka akan merasa bersalah.
Langkah Segitiga Restitusi
Ada langkah-langkah yang harus diterapkan dalam oleh satuan pendidikan untuk menyelesaikan sebuah masalah murid di sekolah, antara lain:
1. Menstabilkan Identitas
Murid yang mengalami masalah di sekolahnya, perlu adanya bimbingan dari seorang pendidik.
Jika seorang anak yang mengalami masalah, pendidik harus menyakinkan mereka dengan ucapan, “tidak ada manusia yang sempurna; saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu”
Secara tidak langsung anak yang diberikan kalimat seperti itu, tingkat emosional mereka akan sedikit mereda.
Dari situlah pendidik bisa mulai menstabilkan si anak, saat mereka sudah merasa sedikit tenang.
2. Validasi Tindakan yang Salah
Setelah dilakukan penstabilan emosional, Langkah berikutnya ialah memahami alasan anak tersebut melakukan kesalahan.
Dalam sebuah teori kontrol, semua Tindakan manusia yang baik maupun buruk, pastinya memiliki maksud atau tujuan tertentu.
Sehingga yang diperlukan oleh pendidik adalah memahami alasan melakukan hal tersebut sehingga anak merasa dipahami.
3. Dan, Menanyakan Keyakinan
Pada saat langkah pertama dan kedua telah sukses dilakukan, maka secara psikis anak akan siap dihubungkan dengan nilai-nilai yang ia percaya, dan menjadi orang yang mereka inginkan.
Hal yang terpenting adalah menanyakan ke anak tentang kehidupan kedepan yang dia inginkan.
Pada saat mereka sudah menemukan gambaran masa depannya, pendidik dapat membantu mereka untuk tetap fokus pada gambarannya.
Baca Juga: Bagaimana Cara Merencanakan Pembelajaran Yang Ideal Berdasarkan Kurikulum Yang Berlaku?
Sehingga dengan segitiga restitusi kita dapat mewujudkan mereka menjadi murid yang merdeka.
Dan mampu menyelesaikan masalah dengan motivasi internal dan bertanggung jawab terhadap pilihannya.
Berikut itu tadi penjelasan dan langkah dari segitiga restitusi yang diterapkan dalam dunia pendidikan, semoga dapat membantu para guru di sekolah.***
