Apa yang Dilakukan Jika Musyawarah Tidak Mencapai Mufakat, Ini Penjelasan Lengkapnya

- 14 November 2022, 15:17 WIB
Apa yang Dilakukan Jika Musyawarah Tidak Mencapai Mufakat, Ini Penjelasannya
Apa yang Dilakukan Jika Musyawarah Tidak Mencapai Mufakat, Ini Penjelasannya /pexels.com/Element5 Digital/

INFOTEMANGGUNG.COM – Apa yang dilakukan jika musyawarah tidak mencapai mufakat merupakan sebuah pertanyaan umum yang sering dilontarkan. Mengingat Indonesia selalu menjunjung asas musyawarah untuk mufakat.

Memang dalam setiap kesempatan, sangatlah penting membuat sebuah keputusan yang didasarkan pada kesepakatan dari semua pihak yang terlibat. Melakukan musyawarah merupakan langkah yang paling baik.

Baca Juga: Seorang Siswa yang Pindah Sekolah Karena Orangtuanya Berpindah Pekerjaan adalah Contoh Mobilitas Sosial Apa?

Namun adakalanya jalan musyawarah juga belum bisa mendapatkan suatu kata sepakat. Karena masih adanya keberatan dari salah satu pihak, atau karena memang situasi dan kondisi yang sulit. Lalu bagaimana cara menyelesaikan masalah ini?

Pertanyaan:

Apa yang dilakukan jika musyawarah tidak mencapai mufakat?

Jawaban:

Jika tidak bisa mendapatkan kesepakatan dengan cara musyawarah, maka terpaksa harus diambil cara ‘voting’ atau melakukan pemungutan suara. Keputusan nantinya akan dibuat berdasarkan jumlah suara terbanyak.

Penjelasan:

Sistem pengambilan suara akan terpaksa dilakukan jika cara bermusyawarah tidak bisa mendapatkan kesepakatan yang diinginkan bersama.

Baca Juga: Setiap Tindakan yang Dilakukan Manusia Baik atau Buruk Memiliki Alasan atau Tujuan, Simak Jawaban Lengkapnya

Ada dua cara pengambilan suara yang dapat dilakukan, yaitu secara terbuka atau tertutup.

1. Voting Terbuka

Biasanya dilakukan untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan. Dengan cara ini peserta yang terlibat dalam diskusi tersebut akan menyatakan suara pilihannya secara terbuka. Misalnya dengan mengangkat tangan. Jadi pilihannya diketahui oleh orang lain.

Kekurangan dari voting terbuka ini adalah seseorang bisa dengan terpaksa memberikan persetujuan karena tekanan atau paksaan orang lain. Karena jika berbeda akan jelas terlihat oleh orang lainnya, walaupun mungkin sebenarnya orang tersebut tidak setuju.

2. Voting Tertutup

Dalam pengambilan suara, sistem tertutup memiliki keunggulan dalam menjaga kerahasiaan pemberi suara. Karena biasanya dilakukan secara tertulis tanpa mencantumkan identitas diri.

Jadi setiap orang bebas memberikan suaranya tanpa perlu khawatir apakah akan dipengaruhi orang lain atau tidak. Karena dia berhak melakukan pemilihan berdasarkan pertimbangannya sendiri.

Baca Juga: Pertanyaan Deposisi adalah Perubahan Wujud Dari? Ini Jawaban dan Penjelasannya

Dengan begitu, pengambilan suara seperti ini lebih aman, lebih jujur, bersifat adil, dan terjaga kerahasiaannya.

3. Voting Elektronik atau E-Voting

Cara ini dianggap lebih canggih karena tidak lagi menggunakan media tulisan untuk memberikan suara. Jika tulisan ada kemungkinan bisa dikenali siapa yang menulisnya, menggunakan sistem e-voting yang tinggal menekan tombol dianggap lebih aman.

Suara terbanyak dikumpulkan secara elektronik dari jumlah suara yang masuk. Tapi karena berbentuk data yang dikumpulkan oleh komputer, datanya dianggap lebih terjamin.

Demikianlah penjelasan tentang apa yang dilakukan jika musyawarah tidak mencapai mufakat, sehingga akhirnya harus menggunakan cara pengambilan suara.***

Disclaimer: Artikel ini bisa digunakan untuk membantu siswa belajar namun tidak menjamin kebenaran mutlak. Karena tidak menutup kemungkinan orang tua atau siswa melakukan eksplorasi jawaban lainnya.

Dilarang melakukan COPY PASTE artikel ini dengan alasan apapun!

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: icmi.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah