Network
Manusia memegang peran penting dalam sejarah dan peradaban. Ada tiga peran yang dijalankan oleh manusia dalam sejarah yaitu pelaku, saksi, dan penggerak.
Salah satu contoh peran manusia sebagai penggerak tertuang dalam kisah bapak pendidikan Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara.
Dalam perspektif ilmu sejarah, beliau merupakan pelaku sejarah, saksi sejarah, sekaligus penggerak sejarah. Bagaimana cara beliau menggerakkan sejarah?
Kisahnya bermula pada tahun 1912 dengan terjalinnya persahabatan Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker.
Persahabatan ketiganya dimulai sejak mereka belajar di sekolah dokter STOVIA pada zaman Hindia Belanda.
Baca Juga: Pemaparan Soal Mengapa Manusia Menjadi Dimensi Penting dalam Sejarah
Julukan yang disematkan pada mereka bertiga adalah tiga serangkai.
Mereka bertiga menggagas berdirinya partai Indische Partij dan koran De Expres sebagai media untuk menyebarkan gagasan nasionalisme mereka. Gagasan tersebut berisi perlawanan terhadap kebijakan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang diskriminatif.
Tulisan “Seandainya Aku Seorang Belanda” adalah salah satu tulisan Ki Hadjar Dewantara yang menggugah rasa nasionalisme dimuat dalam koran De Expres.
Tulisan tersebut berisi kritik atas pemerintahan Hindia Belanda dan menentang kolonialisme.
Akibat gagasannya yang tertuang lewat tulisan tersebut, Ki Hadjar Dewantara mendapatkan hukuman dengan diasingkan.
