Teori Konvergensi Didasarkan Atas Dua Teori Utama Yaitu? Ini Ulasannya!

- 27 Oktober 2022, 23:36 WIB
Teori Konvergensi Didasarkan Atas Dua Teori Utama Yaitu Ini Ulasannya!
Teori Konvergensi Didasarkan Atas Dua Teori Utama Yaitu Ini Ulasannya! /pexels/pixabay

INFOTEMANGGUNG.COM - Anda pasti pernah mendengar bahwa teori konvergensi didasarkan atas dua teori utama.

Artikel ini akan membahas tentang teori konvergensi didasarkan atas dua teori utama.

Tapi sebelum pembahasan teori konvergensi didasarkan atas dua teori utama Anda perlu tahu tentang pengertian teori konvergensi.

Baca Juga: Tulislah Dua Contoh Sikap Positif sebagai Siswa pada Era Globalisasi!

Berikut ini adalah soal dan pembahasannya

Soal

Teori konvergensi didasarkan atas dua teori utama, yaitu…

A. Teori ‘negatif’ dan teori ‘positif’
B. Teori ‘afektif’ dan teori ‘tabularasa’
C. Teori ‘tabularasa’ dan teori ‘negatif’
D. Teori ‘hereditas’ dan teori ‘behaviorisme’

Jawab :
C. Teori ‘tabularasa dan teori ‘negatif’

Pembahasan :

Pengertian Teori Konvergensi

Teori konvergensi dalam pendidikan Indonesia dicetuskan oleh bapak pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Baca Juga: Ide Dongeng Lucu Sebelum Tidur Buat Pacar, Surat Cinta Salah Alamat!

Teori konvergensi didasarkan atas dua teori utama yaitu :

Teori Tabularasa

Arti harfiah dari tabularasa adalah bahasa latin yang memiliki arti “kertas kosong”.

Teori tabularasa dicetuskan oleh seorang tokoh empirisme bernama John Locke yang memandang bahwa bayi yang baru lahir seperti layaknya kertas kosong yang putih dan bersih dan tidak memiliki ide bawaan dari lahir.

Baca Juga: Penjelasan Konsep Andragogi oleh Paulo Freire, Konsep Terkenal Pembelajaran Orang Dewasa

Keadaan manusia yang seperti kertas kosong tersebut akan diisi seiring berjalannya hidup melalui respon-respon yang diterima melalui 5 panca indra.

John Locke berpendapat bahwa pikiran manusia tidak bisa menciptakan ide, melainkan hanya bisa menggabungkannya.

Dengan demikian, gagasan bersifat atomik, dan dapat membentuk struktur yang kompleks dan unik tetapi bagian-bagian penyusunnya pada akhirnya diperoleh dari pengalaman indrawi.

Teori Negatif

Teori ini adalah kebalikan dari teori sebelumnya yakni teori tabula rasa.

Baca Juga: Mengapa Seorang Pembelajar Mandiri Didorong untuk Mencoba Cara Lain dalam Proses Belajarnya?

Jika teori tabula rasa menganggap bahwa seorang bayi lahir dalam keadaan kosong seperti kertas putih, maka teori negatif menganggap bahwa seorang bayi lahir dalam keadaan penuh.

Seorang bayi yang baru lahir ke dunia memiliki ide, kemampuan, dan pengetahuan bawaan yang akan berguna untuk kehidupannya.

Lahirnya Teori Konvergensi

Pertentangan antara dua teori ini tidak membuat Ki Hadjar Dewantara berpihak pada salah satu teori.

Baca Juga: Jelaskan Fungsi-Fungsi DPR, Jawaban Soal Uji Kompetensi PKN Kelas 9

Beliau memilih jalan tengah dengan menggabungkan kedua teori tersebut menjadi satu teori baru yang disebut teori konvergensi.

Dalam teori konvergensi menurut Ki Hadjar Dewantara, seorang anak lahir dalam keadaan seperti layaknya kertas yang dicoret tapi tulisannya belum terlalu jelas dan samar.

Disinilah pendidikan mengambil alih untuk memperjelas dan membimbing coretan-coretan tersebut agar menjadi tulisan-tulisan yang bermakna bagi kehidupan individu dan bagi bangsa serta negara.

Demikian pembahasa tentang teori konvergensi didasarkan atas dua teori utama.

Baca Juga: Salah Satu Tujuan Dari Penyusunan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Adalah Modul 2

Semoga dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi Anda dalam memahami potensi peserta didik.***

 

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: Empirisme John Locke


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah