Guru dalam pandangan Ki Hajar Dewantara semestinya tidak hanya fokus pada peserta didik sebagai seorang pembelajar dalam pendidikan, akan tetapi perlu untuk memandang aspek lainnya, terutama berkenaan dengan kodrat sosial.
Tidak lain karena, aspek sosial ini memegang peranan penting dalam membentuk karakter atau kepribadian yang dimiliki oleh seorang peserta didik di masa mendatang.
Di lain pihak aspek sosial pun sekaligus menjadi tujuan dari adanya kegiatan pendidikan, lantaran nantinya peserta didik akan mengambil peran di lingkungan sosial yang lebih luas. Khususnya yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.
Itulah mengapa Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa pendidikan ini semestinya menjadi sebuah tuntunan bagi peserta didik dalam menjalani kehidupannya.
Jenis Kodrat Keadaan
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya kodrat keadaan merupakan sesuatu yang penting bagi pendidikan peserta didik. Hal ini setidaknya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, di antaranya:
1. Kodrat Alam
Jenis pertama kodrat keadaan yang harus dipahami adalah kodrat alam. Jenis ini berkaitan langsung dengan kondisi atau kodrat alamiah atau natural yang berupa segala potensi atau keadaan diri para pembelajar. Dalam hal ini adalah peserta didik.
Artinya bahwa secara alamiah peserta didik memiliki sebuah kodrat keadaan di mana mempunyai kekuatan atau potensi yang melekat dalam dirinya sendiri.
Tentunya masing-masing dari peserta didik memiliki kondisi yang berbeda terkait potensi alamiah ini yang harus dimengerti oleh gurunya.
2. Kodrat Zaman
Sedangkan untuk jenis kedua kodrat keadaan adalah kodrat zaman. Berbeda dengan kodrat alam yang sifatnya alamiah dan sudah melekat pada diri masing-masing peserta didik, kodrat zaman sifatnya lebih dinamis.
Hal ini dipengaruhi oleh aspek sosial yang berkembang di sekitar peserta didik, mulai dari kondisi kebudayaan, kondisi sosial, dan lain-lain yang dari waktu ke waktu mengalami perubahan.