INFOTEMANGGUNG.COM - Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara berpendapat pendidikan ialah tuntunan hidup dan tumbuhnya anak-anak. Refleksi filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara selayaknya tercermin pada diri guru masa kini.
Guru itu profesi mulia, unik, mengemban tugas dan amanah. Berbicara tentang refleksi filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, guru harus memperbaiki diri.
Sebabnya guru sering memperlakukan siswa dari tuntutan tugas, prestasi, fokusnya pada intelektual serta kognitifnya.
Baca Juga: Lengkap! Ini Jadwal Pelaksanaan Seleksi Guru ASN PPPK 2022, Ayo Ibu Bapak Guru Siap-siap
Anak jadi tertekan, tak semangat, kebebasannya hilang dengan segala pola yang tidak membuat mereka berkembang sesuai kodrat dan potensinya.
Kondisi ini sangat dipengaruhi kemampuan guru yang tidak kreatif, inovatif, menyenangkan serta tidak berpusat kepada peserta didik saat mengajar
Refleksi filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara harus ditampilkan guru dengan terus belajar, mengembangkan dirinya serta mengasah kompetensi.
Salah satu program dari pemerintah adalah Guru Penggerak, episode kelima dari rangkaian Merdeka Belajar.
Visi Guru Penggerak ialah menyiapkan pemimpin pendidikan Indonesia untuk masa depan, yang secara holistik mendorong tumbuh kembang murid, aktif, proaktif untuk mengimplementasikan pembelajaran.
Pusat pembelajaran itu ialah murid. Guru menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan guna menghasilkan profil pelajar pancasila.
Refleksi filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara ialah fokus dari proses pendidikan bagi Guru Penggerak.
Baca Juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 11 Halaman 105 Tugas Mandiri 3.5 Analisis Kasus Uang Palsu
Semboyan pendidikan “ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Gurunya sebagai teladan ialah orang tua nomor dua bagi para murid saat mereka berada disekolah.
Teman-teman murid adalah sebagai saudaranya atau seperti kakak beradik.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara ialah kodrat keadaan, terdiri dari kodrat alam serta jaman. Dasar pendidikan anak ada hubungannya dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam sesuai sifat kemanusiaan kaitannya ke sifat dan bentuk lingkungan anak. Kodrat zaman kaitannya dengan “isi” dan “irama”.
Ki Hajar Dewantara membekali guru bahwa pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan sehubungan dengan kodrat zaman.
Pendidikan global (kodrat jaman) menekankan kemampuan anak untuk memiliki keterampilan abad 21 dengan melihat kodrat anak indonesia sesungguhnya.
Ki Hajar Dewantara mengingatkan pengaruh dari luar mesti disaring. Refleksi filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara mengutamakan kearifan lokal budaya nusantara.
Isi dan irama yang dimaksudkan Bapak Pendidikan: muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi tak bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Beliau menegaskan guru selayaknya mendidiklah murid dengan cara sesuai tuntutan alam dan jamannya.***