Apa Kekuatan Konteks Sosiokultural di Daerah Anda yang Sejalan dengan Pemikiran KHD, Inilah Ulasannya

23 Juni 2024, 12:40 WIB
Apa Kekuatan Konteks Sosiokultural di Daerah Anda yang Sejalan dengan Pemikiran KHD, Inilah Ulasannya /Pexels.com /pixabay/

INFOTEMANGGUNG.COM – Berikut inilah contoh jawaban apa kekuatan konteks sosiokultural di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran KHD.

Pertanyaan apa kekuatan konteks sosiokultural di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran KHD ini menarik untuk diulas.

Yuk perhatikan apa kekuatan konteks sosiokultural di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran KHD ini.

Baca Juga: UPDATE! 40 Latihan Soal UAS UT Hukum Bisnis EKMA4316 Manajemen Semester 3 dengan Kunci Jawaban

Ki Hadjar Dewantara merupakan pahlawan nasional di bidang pendidikan, beliau mendapat julukan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.

Beliau menjadi tokoh digaris terdepan untuk memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Ia terus konsisten, dan tidak kenal Lelah untuk memperjuangkan pendidikan ini dari usia muda.

Kemudian KHD berhasil mendirikan lembaga bernama Taman Siswa.

Taman Siswa ini didirikan pada 3 Juli 1922, bertujuan untuk memberikan kesempatan dan hak pendidikan yang sama bagi warga Indonesia.

Ki Hadjar Dewantara juga menciptakan tiga semboyan, yaitu Ing Nagrso Sung Tulado, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Untuk teman-teman yang penasaran, yuk simak pembahasan berikut ini.

Soal Lengkap

Apa kekuatan konteks sosiokultural di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?

Contoh Jawaban

Konteks sosiokultural di daerah saya memiliki kekuatan yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, terutama dalam hal gotong royong dan interaksi sosial yang harmonis.

Kegiatan gotong royong di daerah saya ini bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Kegiatan gotong royong ini dilaksanakan pada saat-saat tertentu, seperti pembersihan rutinan, hari besar agama, dan lain sebagainya.

Misalnya, masyarakat sering mengadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekitar, memperbaiki fasilitas umum, dan membersihkan tempat ibadah.

Kegiatan ini tidak hanya mempererat silaturahmi antarwarga tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab bersama terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang menekankan pentingnya pendidikan yang berakar pada budaya dan lingkungan sekitar sangat terlihat dalam kegiatan gotong royong ini.

Nilai-nilai kebersamaan, kerja sama, dan solidaritas sosial yang diajarkan melalui kegiatan ini sejalan dengan prinsip "Tut Wuri Handayani", di mana setiap individu didorong untuk saling membantu dan mendukung.

Gotong royong mengajarkan kepada anak-anak dan generasi muda untuk terus menghargai kerja keras, menghormati orang lain, dan memahami pentingnya kontribusi setiap individu dalam masyarakat.

Selain gotong royong, budaya saling senyum dan bertegur sapa saat bertemu di jalan juga mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan karakter yang menghargai martabat manusia.

Interaksi sosial yang hangat ini memperkuat rasa kebersamaan dan toleransi di tengah keberagaman. Di daerah saya, masyarakat terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, namun mereka mampu hidup berdampingan dengan harmonis.

Toleransi dan menghargai terhadap perbedaan ini menjadi landasan utama dalam interaksi sehari-hari.

Keselarasan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara juga terlihat dalam upaya masyarakat untuk terus menjaga dan mengembangkan kebudayaan lokal.

Baca Juga: 12 Contoh Soal Tes Wawancara PPG Prajabatan 2024 Beserta Kunci Jawabannya, Materi Essai

Berbagai kegiatan adat, seni, dan tradisi masih dijalankan dan diajarkan kepada generasi muda.

Hal ini sejalan dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara yang percaya bahwa pendidikan harus berlandaskan pada budaya dan kearifan lokal.

Dengan demikian, konteks sosiokultural di daerah saya yang menekankan gotong royong, interaksi sosial yang hangat, toleransi, dan pelestarian budaya lokal, sangat sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam membentuk masyarakat yang berpendidikan, berkarakter, dan berbudaya.

Jadi, itulah contoh jawaban terkait kekuatan konteks sosiokultural di daerah yang sejalan dengan pemikiran KHD.***

Disclaimer:

Kebenaran jawaban diatas tidak mutlak. Jawaban tersebut bersifat terbuka sehingga bisa dieksplorasi lagi lebih lanjut.

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Kemendikbud

Tags

Terkini

Terpopuler