INFOTEMANGGUNG.COM - Sobat, mari kita bahas lengkap soal dan jawaban post test modul 2, yaitu soal “Seorang dengan paradigma berpikir aset, melihat sekelilingnya…..”.
“Seorang dengan paradigma berpikir aset melihat sekelilingnya ….”, adalah salah satu soal post test modul 2 dengan tema Pendekatan Berpikir dalam Merancang Program.
Paradigma berpikir aset adalah cara pandang seseorang yang fokus pada potensi, kekuatan, dan sumber daya yang ada di sekitarnya.
Berbeda dengan paradigma defisit yang cenderung melihat kekurangan dan masalah, paradigma aset melihat dunia melalui lensa yang optimis dan berorientasi pada solusi.
Soal diambil dari Platform Merdeka Mengajar (PMM) adalah platform milik pemerintah Indonesia, yang memuat Post Test modul 2 Pendekatan Berpikir dalam Merancang Program pada topik Mengelola Program Sekolah yang Berdampak pada Murid.
Para guru bisa memakai artikel ini untuk panduan sebab sudah ada jawaban post test modul 2 dengan soal “Seorang dengan paradigma berpikir aset, melihat sekelilingnya……” dan bahasannya.
Post Test Modul 2:
Soal 1. Seorang dengan paradigma berpikir aset melihat sekelilingnya sebagai …, pilih dengan tepat jawaban yang ada di bawah ini.
A. Peluang
B. Kekurangan
C. Masalah
D. Jawaban A dan B betul
Jawaban:
A. Peluang
Pembahasan:
Paradigma Berpikir Aset: Melihat Dunia Sebagai Peluang
Pilihan Jawaban Soal
A. Peluang
B. Kekurangan
C. Masalah
D. Jawaban A dan B betul
Jawaban yang benar untuk pertanyaan ini adalah A. Peluang. Berikut penjelasannya:
Penjelasan Pilihan Jawaban
A. Peluang
Orang dengan paradigma berpikir aset cenderung melihat sekelilingnya sebagai peluang. Mereka fokus pada apa yang bisa dilakukan dengan sumber daya yang ada, bagaimana memanfaatkan kekuatan yang dimiliki, dan cara-cara untuk mengembangkan potensi yang ada.
Sikap ini mendorong kreativitas dan inovasi, karena mereka terus mencari cara untuk memperbaiki dan memanfaatkan situasi yang ada dengan cara yang positif.
Baca Juga: Tips Untukmu Agar Lolos Seleksi Kartu Pra kerja? Ini Caranya, Simak dengan Teliti
B. Kekurangan
Pilihan ini salah karena orang dengan paradigma berpikir aset tidak fokus pada kekurangan atau kelemahan. Meskipun mereka mungkin menyadari adanya kekurangan, fokus utama mereka adalah pada bagaimana mengatasi kekurangan tersebut dengan menggunakan kekuatan yang ada.
C. Masalah
Pilihan ini juga salah karena paradigma berpikir aset tidak berorientasi pada masalah. Meskipun mereka tidak mengabaikan masalah, mereka lebih tertarik pada solusi dan bagaimana masalah tersebut dapat diubah menjadi peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan.
D. Jawaban A dan B betul
Pilihan ini tidak benar karena pilihan B ("kekurangan") tidak sesuai dengan cara berpikir seseorang dengan paradigma aset. Fokus mereka bukan pada kekurangan, tetapi pada peluang yang bisa dimanfaatkan dari kekuatan yang ada.
Contoh Paradigma Berpikir Aset dalam Kehidupan Sehari-hari
Pendidikan Seorang guru dengan paradigma berpikir aset akan melihat potensi setiap murid dan berusaha mengembangkan kemampuan mereka, daripada berfokus pada kelemahan atau kekurangan siswa.
Bisnis Dalam dunia bisnis, seorang pengusaha dengan paradigma berpikir aset akan melihat pasar yang berubah sebagai peluang untuk inovasi dan pengembangan produk baru, bukan sebagai ancaman atau masalah.
Komunitas Dalam komunitas, seorang pemimpin dengan paradigma berpikir aset akan mencari cara untuk memberdayakan anggota komunitas dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, daripada hanya berfokus pada masalah yang dihadapi komunitas tersebut.
Kesimpulan: Paradigma berpikir aset mengajarkan kita untuk melihat dunia dengan cara yang lebih positif dan produktif. Dengan fokus pada peluang dan potensi, kita dapat mengatasi tantangan dengan lebih efektif dan menciptakan solusi yang inovatif.
Jawaban yang benar untuk soal ini adalah A. Peluang, karena ini mencerminkan cara pandang yang optimis dan berorientasi pada solusi yang dimiliki oleh seseorang dengan paradigma berpikir aset.
Demikianlah bahasan soal post test modul 2 “Seorang dengan paradigma berpikir aset, melihat sekelilingnya……”, untuk para guru Indonesia. Semoga bermanfaat.***