Dampak Negatif dari Implementasi Program Guru Penggerak, Apakah ada Kecenderungan Kompetisi yang Tidak Sehat

9 April 2024, 09:27 WIB
Kecenderungan Kompetisi yang Tidak Sehat /Pexels.com /Ketut Subiyanto/

INFOTEMANGGUNG.COM - Banyak program positif guru penggerak, jadi apa program negatif dari guru penggerak ini? Inilah dampak negatif dari implementasi program Guru Penggerak.

Program Guru Penggerak telah menjadi salah satu inisiatif yang diimplementasikan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Namun, seperti halnya program-program lainnya, implementasi Guru Penggerak juga memiliki dampak negatif yang perlu diperhatikan dan diatasi.

Baca Juga: Alternatif Jawaban Tahapan Jabarkan Rencana Program Calon Guru Penggerak Angkatan 9

Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai dampak negatif yang mungkin timbul akibat program Guru Penggerak.

1. Beban Kerja yang Berlebihan

Salah satu dampak negatif yang sering kali dirasakan oleh para guru setelah mengikuti program Guru Penggerak adalah beban kerja yang berlebihan. Sebagai seorang Guru Penggerak, mereka diharapkan untuk menjadi agen perubahan di sekolahnya masing-masing.

Hal ini membutuhkan waktu dan energi yang cukup besar, terutama dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi berbagai program pembelajaran dan pengembangan sekolah.

2. Kurangnya Fokus pada Tugas Utama sebagai Guru

Dengan adanya tuntutan untuk menjadi Guru Penggerak, seringkali guru kehilangan fokus pada tugas utama mereka sebagai pengajar di kelas.

Mereka terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, pelatihan, dan pembinaan di luar jam kerja sehingga waktu dan energi untuk menyiapkan dan memberikan pelajaran menjadi terbatas. Akibatnya, kualitas pembelajaran di kelas dapat terganggu dan berdampak negatif pada prestasi belajar siswa.

3. Kesenjangan antara Guru Penggerak dan Guru Biasa

Implementasi program Guru Penggerak dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan antara guru yang menjadi Penggerak dan guru-guru biasa di sekolah.

Guru Penggerak seringkali mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk mengikuti pelatihan, mengembangkan keterampilan, dan mendapatkan penghargaan, sementara guru-guru biasa mungkin merasa diabaikan dan tidak mendapat perhatian yang sama. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak adil dan ketidakpuasan di antara staf pengajar di sekolah.

Baca Juga: Apa Praktik Baik yang Sudah Dilakukan sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Penggerak, Think About It

4. Kurangnya Dukungan dan Sarana Prasarana yang Memadai

Meskipun menjadi Guru Penggerak, namun seringkali para guru tersebut tidak mendapatkan dukungan dan sarana prasarana yang memadai dari pihak sekolah maupun pemerintah.

Mereka mungkin menghadapi kendala seperti minimnya anggaran untuk melaksanakan program-program yang telah direncanakan, kurangnya fasilitas yang mendukung, dan keterbatasan waktu untuk melaksanakan tugas-tugas tambahan sebagai Guru Penggerak.

5. Penilaian Kinerja yang Tidak Akurat

Dalam beberapa kasus, implementasi program Guru Penggerak dapat menyebabkan penilaian kinerja yang tidak akurat terhadap para guru.

Standar penilaian kinerja yang diterapkan mungkin tidak selalu adil dan objektif, sehingga menyebabkan guru-guru yang menjadi Penggerak dianggap lebih unggul daripada yang lain, tanpa mempertimbangkan kondisi dan tantangan yang dihadapi di lapangan.

6. Kecenderungan Kompetisi yang Tidak Sehat

Adanya program Guru Penggerak dapat memicu terjadinya kompetisi yang tidak sehat di antara para guru. Mereka mungkin terlalu fokus untuk mencapai target dan memperoleh penghargaan, sehingga mengorbankan kerja sama dan kolaborasi di antara sesama guru.

Hal ini dapat mengurangi semangat kebersamaan dan solidaritas di antara staf pengajar, yang sebenarnya sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.

7. Potensi Terjadinya Penyalahgunaan Wewenang

Sebagai seorang Guru Penggerak, terkadang ada potensi terjadinya penyalahgunaan wewenang dalam melaksanakan tugas-tugas tambahan yang diberikan.

Mereka mungkin menggunakan posisinya untuk kepentingan pribadi atau golongan, sehingga menyebabkan ketidakadilan dan ketidakseimbangan dalam pengambilan keputusan di sekolah.

Baca Juga: Contoh Lembar Rencana Penguatan Kompetensi Diri Guru Penggerak Lokakarya 6

8. Kecenderungan Stres dan Burnout

Dampak negatif lainnya dari implementasi program Guru Penggerak adalah adanya kecenderungan terjadinya stres dan burnout di kalangan para guru.

Beban kerja yang berlebihan, tekanan untuk mencapai target, dan kurangnya dukungan dapat menyebabkan para guru mengalami kelelahan fisik dan mental yang berlebihan, bahkan bisa mengarah pada burnout yang serius.

Jadi meskipun program Guru Penggerak bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, namun tidak dapat dipungkiri bahwa implementasinya juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi para guru.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang terus-menerus untuk mengidentifikasi, mengatasi, dan meminimalkan dampak negatif tersebut agar program ini dapat berjalan dengan lebih efektif dan berdampak positif bagi semua pihak yang terlibat.

Demikian dampak negatif dari implementasi program Guru Penggerak. Semoga bermanfaat.***

 

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler