Rangkuman PKN Kelas 9 Bab 6 Bela Negara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, Padat dan Ringkas

28 Februari 2023, 08:05 WIB
Mural pada masa revolusi kemerdekaan di Jawa 1944-1946. Rangkuman PKN Kelas 9 Bab 6 Bela Negara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, Padat dan Ringkas /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto/

INFOTEMANGGUNG.COM - Rangkuman PKN kelas 9 bab 6 Bela Negara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk semester dua jenjang SMP dan MTs secara padat dan ringkas.

 

Rangkuman PKN kelas 9 bab 6 merupakan bab terakhir untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas 9. Yang dipelajari: upaya bela negara, ketentuan-ketentuan konstitusional tentang bela negara, dan juga perwujudan bela negara di berbagai dimensi kehidupan. 

Baca Juga: Rangkuman IPA Kelas 9 Bab 10 Teknologi Ramah Lingkungan, Lengkap namun Ringkas

Makna dari Bela Negara 

Menurut UUD 1945 pasal 27 ayat 3: setiap warga negara memiliki hak serta kewajiban dalam pembelaan negara. Upaya bela negara ini menjadi dasar kewajiban manusia yang menjadi kehormatan untuk setiap warga negara. 

UU nomor 3 tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang pertahanan negara dan UU no. 3 tahun 2002 menjelaskan lebih detail tentang Pertahanan Negara. 

Pertahanan negara yang dimaksud dengan bela negara memiliki makna mengenai sikap serta perilaku warga negara yang dijiwai kecintaan pada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD RI tahun 1945 yang menjamin kelangsungan hidup bangsa serta negara. 

Disimpulkan: bela negara bukan hanya tugas serta tanggung jawab pihak keamanan seperti kepolisian serta TNI yang berdasarkan teknik serta strategi militer saja. 

Tetapi warga negara Indonesia, juga memiliki hak serta kewajiban untuk membela negara sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dalam kelanjutan hidup bangsa serta negara Indonesia. 

 

Pengertian dari upaya bela negara: kesediaan masyarakat memberikan sesuatu tanpa ada pamrih atau rela berkorban untuk melindungi, mempertahankan dan memajukan bangsa. 

Peraturan Undang-Undang yang Mengatur Bela Negara

Adapun peraturan Perundang-undangan yang mengatur bela negara terdapat di:

  • UUD NRI tahun 1945
  • Ketetapan MPR
  • Undang-Undang 

Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia 

Walau Indonesia telah memproklamirkan kebebasan bangsa Indonesia tahun 1945 tidak serta merta bangsa ini bebas dari tangan penjajah, khususnya Belanda. Belanda belum mengakui keabsahan kemerdekaan Indonesia. 

Belanda menilai sebagai negara pemenang dari Perang Dunia ke-2, menyatakan dirinya berhasil mengalahkan Jepang dan mengatasnamakan dirinya sebagai penguasa yang sah untuk Indonesia. 

Oleh karenanya, saat Indonesia merdeka, Belanda menolak keras mengakui Indonesia sebagai suatu negara dan Belanda masih punya hak serta ingin kembali merebut kekuasaan atas Hindia Belanda. 

Baca Juga: Rangkuman IPA Kelas 9 Bab 9 Semester 2 Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan

Karena itu, beberapa hari setelah memproklamasikan kemerdekaannya, Indonesia kembali berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Berikut perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya: 

1. Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia 

Ancaman pertama Indonesia sebagai negara yang baru merdeka ialah kedatangan kembali Belanda ke tanah air yang menyatakan hak penuh atas Indonesia.

Belanda menilai, sebagai anggota sekutu ia puny andil menyingkirkan pihak Jepang dari Indonesia. Mereka membentuk NICA (Netherland-Indies Civil Administration) serta menumpang dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indie). 

Seluruh masyarakat Indonesia melawan Belanda yang secara terang-terangan ingin kembali berkuasa di wilayah Indonesia.

Timbul perlawanan yang keras dari masyarakat di daerah-daerah tersebut. Berikut ini bentuk fisik masyarakat Indonesia diberbagai daerah. 

  • Perlawanan Rakyat di Surabaya 

Pada tanggal 19 September 1945, di kota Surabaya terjadi peristiwa ‘Insiden Surabaya’. Insiden dimulai saat beberapa orang Belanda sengaja mengibarkan bendera negara mereka di atas menara hotel Yamato di kawasan Tunjungan. 

Tentu saja masyarakat Surabaya marah melihat bendera merah putih biru berkibar di wilayah Indonesia yang merdeka dan mulai menyerbu hotel tersebut, menaiki puncak menaranya dan secara gotong-royong merobek bagian warna biru bendera tersebut hingga berkibarlah bendera merah putih yang menjadi lambang Indonesia. 

  • Perjuangan Lima Hari di Semarang

Pertempuran di Semarang yang dikenal dengan sebutan Pertempuran 5 hari di Semarang yang terjadi pada tanggal 15 hingga 20 Oktober 1945, dimana dua ribu pasukan Jepang berhadapan dengan TKR serta para pemuda. 

Pertempuran memakan cukup banyak korban antara kedua belah pihak. Mulai dari sekitar 400 orang veteran Angkatan laut Jepang yang hendak dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula di wilayah Cepiring, Semarang menjadi pabrik senjata.

Para veteran memberontak saat dipindahkan ke Semarang serta menyerang polisi-polisi Indonesia yang mengawal mereka. 

Dr. Karyadi, menjadi salah satu korban dalam peristiwa itu. Namanya sekarang diabadikan menjadi salah satu nama rumah sakit besar di Semarang sampai saat ini untuk menghargai perjuangan yang beliau lakukan untuk mempertahankan Indonesia. 

 

Di Semarang juga dibangun sebuah tugu yang bernama Tugu Muda untuk memperingati peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang serta menghargai perjuangan masyarakat pada saat itu. 

  • Perjuangan Surabaya Pada Tanggal 10 November 1945

Perjuangan masyarakat Surabaya tidak sampai disitu saja. Arek-arek Surabaya kembali melawan pihak Belanda sejak kedatangan bridge 29 dari divisi India ke 23 yang berada di bawah pimpinan Mallaby pada tanggal 25 Oktober 1945. 

Kedatangan pihak India bukan membawa perdamaian, justru kembali menyulutkan kemarahan para pemuda sebab adanya penyelewengan kepercayaan dari pihak sekutu. 

Tanggal 27 Oktober 1945 para pemuda Surabaya berhasil mengalahkan kekuatan sekutu hingga membuat masyarakat Surabaya hampir menghancurkan kekuatan tersebut, diadakanlah perundingan.

Saat perundingan antara pihak-pihak tersebut berlansung terjadi insiden Jembatan Merah dimana Brigadir Mallaby gugur dalam peristiwa tersebut. 

Tanggal 9 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan peringatan agar para pemuda yang mempunyai senjata menyerahkan diri kepad pihak sekutu hingga tanggal 10 November 1945 pada jam 6. 

Peringatan tersebut tidak diindahkan masyarakat Indonesia yang akhirnya terjadi perang di Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Para pemuda Surabaya melakukan perlawanan yang sangat apik dengan menyusun organisasi serta taktik yang sangat apik.

Bung Tomo melalui siara pers radio semakin memberikan semangat perjuangan kepada para pemuda Surabaya untuk tetap berjuang sampai titik darah penghabisan untuk melawan pihak penjajah. 

Dalam pertempuran tersebut, ada 15.000 korban jiwa yang akhirnya dimenangkan oleh para pemuda Surabaya. Untuk memperingati peristiwa ini setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan di seluruh Indonesia. 

Baca Juga: Faktor Penyebab Masalah Gender, Kunci Jawaban PKN Kelas 9 Halaman 145 nomor 6 sampai 10 Part 2 Semester 2

Tak hanya itu saja, Surabaya dikenal sebagai kota Pahlawan karena perjuangan para pemuda Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

  • Pertempuran Ambarawa 

Pertempuran ini dimulai dengan kedatangan pihak Inggris di bawah komando Brigjen Bethel di Semarang tanggal 20 Oktober 1945 dengan maksud membebaskan para tentara Sekutu. Kemudian mereka akan pergi menuju Magelang. 

Akibat pertempuran 5 Hari di Semarang ini, membuat pihak Inggris mundur ke wilayah Ambarawa. Pada peristiwa tesrsebut, Letnan Kolonel Isdiman gugur sebagai Kusuma Bangsa. Setelah itu, Kolonel Sudirman mengambil alih divisi Banyumas dan terjun langsung dalam pertempuran. 

Tanggal 15 Desember 1945, Tentara Indonesia berhasil memukul mundur pihak sekutu hingga ke Semarang. Karena keberhasilanya ini, Letkol Sudirman naik pangkat menjadi Panglima Besar TKR yang mengemban pangkat sebagai Jendral. Untuk memperingati peristiwa tersebut,  tanggal 15 Desember diperingati hari Infanteri. 

  • Perjuangan Medan Area

Pihak Sekutu yang dikomando oleh Belanda dan NICA di bawah pimpinan Jendral TED Kelly, b mendapat di Medan pada 9 Oktober 1945. Tanggal 13 Oktober 1945, terjadi pertempuran antara pihak Belanda melawan Pemuda Medan yang dikenal dengan sebutan Medan Area. 

Bentrokan antara pihak NICA dengan masyarakat Medan menjalar ke seluruh penjuru kota Medan. Sekutu mengeluarkan ancaman yang melarang semua rakyat membawa senjata serta menyerahkan seluruh senjata yang dimiliki oleh masyarakat ke pihak Sekutu. 

Ancaman tersebut tak diindahkan masyarakat Medan hingga terjadilah berbagai pertempuran senjata hingga tersebar di seluruh penjuru pulau Sumatera. 

  • Bandung Lautan Api

Tanggal 21 November 1945, pihak sekutu mengeluarkan peringatan pertama supaya Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia paling lambat sekitar 29 November 1945. Alasan yang dikemukakan oleh pihak sekutu ialah untuk menjaga keamanan. Akan tetapi, peringatan tersebut tidak dihiraukan oleh masyarakat disana. 

Tanggal 23 Maret 1946 pihak Sekutu kembali mengeluarkan peringatan agar para TRI atau Tentara Republik Indoesia mengosongkan semua wilayah Bandung. Bahkan pihak pemerintah Indonesia juga meminta agar TRI mengikuti peringatan tersebut. 

Mendengar perintah itu, pihak TRI memilih untuk mengosongkan Bandung, tetapi sebelum pergi pihak TRI sempat menyerang markas Sekutu di tanggal 23 Maret 1946. 

Pada perburuan itu, bagian Bandung Selatan Chaos hingga berubah menjadi lautan Api. Untuk memperingati peristiwa tersebut, Ismail Marzuki menciptakan sebuah lagu kebangsaan yang berjudul Halo-Halo Bandung. 

 

  • Pertempuran Margarana  

Tanggal 2 sampai 3 Maret 1946 pihak Belanda mendarat di pulau Bali. Di saat yang bersamaan Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai sedang pergi ke Yogyakarta untuk berkonsultasi kepada Markas Tertinggi TRI dalam hal pembinaan Resimen Sunda Kecil serta bagaimana cara untuk mengatasi pihak Belanda. 

Sepulangnya dari Yogyakarta, resimennya dalam keadaan terpencar. Untuk menghadapi pihak Belanda, I Gusti Ngurah Rai mengumpulkan kekuatan dan melawan Belanda di kawasannya tanggal 18 November 1945. 

Sayangnya, pasukan I Gusti Ngurah Rai dipukul mundur dengan mudah sebab kekuatan serta persenjataan yang kurang sepadan. Hingga I Gusti Ngurah Rai kalah dalam pertempuran Puputan dan melarikan diri ke Tabanan. Akhirnya I Gusti Ngurah Rai tewas bersama para pasukannya. 

Itulah tadi rangkuman PKN Kelas 9 bab 6 tentang Bela Negara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.***

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Buku.kemdikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler