INFOTEMANGGUNG.COM - Pendidikan usia dini yang kita kenal sejak dulu kebanyakan dimulai dari taman kanak-kanak. Tapi kini, sudah banyak Pendidikan yang dimulai sejak usia balita.
Fase ini merupakan fase yang signifikan, sehingga orang tua dan lingkungan secara keseluruhan memegang peranan yang terpenting dalam ‘pembentukan’ anak ke depannya.
Untuk orang tua yang mulai mempersiapkan pilihan pre-school bagi sang buah hati, mari mulai dari pemahaman tentang kurikulumnya. Berikut penjelasannya:
Montessori
Diperkenalkan oleh Dr. Maria Montessori, pendidikan ini adalah pendidikan yang menekankan konsep ‘ follow the child’ sebagai dasar.
Membuat anak menjadi mandiri, Montessori membebaskan anak untuk memilih apa yang ingin dia pelajari sesuai minat dan bakatnya.
Selain itu, pendidikan Montessori tidak mematok usia, loh. Jadi, biasanya dalam 1 kelas usianya beragam!
Reggio Emilia
Dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Loris Malaguzzi, pendidikan dengan metode Reggio Emilia banyak dipergunakan di Amerika Serikat.
Masih mengedepankan minat dan bakat anak, sistem pendidikan ini juga mendorong anak untuk bebas berekspresi dan bebas melakukan eksplorasi. Reggio Emilia juga membuat anak mampu untuk belajar dari kesalahan yang dia lakukan.
High Scope
Selain Montessori, kurikulum High scope adalah kurikulum yang digagas oleh seorang pengajar bernama Dr. David Weikart dan didasari pada partisipasi anak dalam kegiatan belajar.
Selain sisi akademis, High scope juga mengutamakan pengembangan emosional dan sosial, biasanya mengajak anak bernyanyi, bercerita, dan menggunakan komputer dalam proses pembelajarannya.
Waldorf
Filsuf pendidikan asal Austria bernama Rudolf Steiner membuat sebuah metode pendidikan yang mirip dengan Montessori, yaitu metode Waldorf. Tiga poin utama dari metode ini adalah feeling, thinking, dan doing.
Biasanya, metode waldorf diperuntukkan bagi anak usia 0-7 tahun, dan memberi penekanan pada sisi kreativitas anak.
Play Based
Sesuai namanya, metode Play Based mengajak anak untuk mempelajari sesuatu sambal bermain. Tentu, metode ini tetap mengajarkan anak berbagai hal seperti menggambar, menghitung, hingga mengenali bentuk.
Karena metode ini mengajak anak untuk belajar sambil bermain, maka kegiatannya terbagi atas kelompok usia.***