Pandangan Teori Neoklasik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

5 Januari 2023, 10:18 WIB
Pandangan Teori Neoklasik /

INFOTEMANGGUNG.COM – Dikenal sebagai teori pembangunan ekonomi, Kemunculan teori neoklasik ini bermula dari kritik yang disampaikan tokoh sosialis Karl Marx.

Kemajuan dalam teknologi begitu dominan pada tahun 1870 memberikan dampak yang berakibat terjadinya revolusi pembangunan ekonomi pada masa itu.

Dari kemajuan teknologi yang terjadi pada masa itu, dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut kepada sumber-sumber produksi baru.

Baca Juga: Identitas Nasional bagi Bangsa Indonesia akan Sangat Ditentukan oleh? Simak Penjelasannya

Teori neoklasik telah mengubah pola pikir atau cara pandang tentang ekonomi secara teori dan metodologinya.

Istilah marginal utility (kepuasan marginal) tidak lagi menjadi landasan dalam teori neoklasik. Seperti halnya dengan nilai tenaga kerja atau biaya produk yang juga sudah tidak menjadi pokok pikiran dari neoklasik.

Yoseph Schumpeter merupakan salah satu tokoh ekonomi neoklasik menuliskan dalam bukunya berjudul “The Theory of Economics Development” berisi tentang peran pengusaha dalam pembangunan terhadap ekonomi.

Penjelasan dari Yoseph Schumpeter mengenai pembangunan ekonomi adalah spontanitas yang dilakukan.

Ia memiliki keyakinan bahwa pembangunan ekonomi diciptakan oleh inisiatif golongan pengusaha yang inovatif, yaitu golongan masyarakat yang mengorganisasikan barang-barang yang diperlukan masyarakat secara keseluruhan.

Merekalah yang menciptakan inovasi dan pembaharuan dalam perekonomian. Pembaharuan yang diciptakan para pengusaha itu dalam bentuk :

1. Memperkenalkan barang baru.

2. Menggunakan cara-cara baru dalam memproduksi barang.

3. Memperluas pasar barang ke daerah-daerah baru.

4. Mengembangkan sumber bahan mentah yang baru.

5. Mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri.

Teori schumpeter mengatakan, semakin tinggi tingkat kemajuan perekonomian, maka semakin terbatas juga kemungkinan untuk melakukan inovasi. Pertumbuhan menjadi lambat dan membuat keadaan tidak berkembang (stationary state).

Hal itu bertolak belakang dengan pandangan klasik yang beranggapan pencapaian tidak berkembang itulah menjadikan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

Kemudian Robert Solow dan Trevor Swan, dua orang ekonom senior, mengembangkan teori pertumbuhan yang digagas oleh Adam Smith ini adalah bergantungnya pertumbuhan ekonomi terhadap penyediaan faktor produksi (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi kapital) dan intensitas kemajuan teknologi.

Baca Juga: Apa itu Metode Impromtu? Lakukan Cara-Cara Ini untuk Latihan Public Speaking

Teori yang dikemukakan ini berkeyakinan bahwa peningkatan jumlah tenaga kerja dapat menaikkan pendapatan per kapita.

Akan tetapi, jika tidak adanya pengembangan teknologi secara modern, peningkatan yang dilakukan tidak dapat memenuhi hasil yang positif pada pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Di dalam teori neoklasik sendiri terdapat dua teori dalam hak kepemilikan, yaitu:

1. Teori positivis adalah hak kepemilikan bersifat politik

2. Teori hak kepemilikan tidak statis adalah hak kepemilikan yang bisa berubah sewaktu-waktu dan berkembang.

Demikian artikel pandangan teori neoklasik terhadap pertumbuhan ekonomi, semoga membantu.***

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler