c. Nista Mandala
Tempat ini adalah jurnal khusus untuk pemakaman di desa Panglipuran
Dengan diterapkannya konsep Tri Mandala membuat Desa Panglipuran ini tersusun rapi atau simetris sehingga memanjakan mata untuk dilihat dan terkesan sangat estetik.
Jalan utama di desa Panglipuran, jalanannya sedikit menanjak karena di bagian atasnya ada Pure luas tapi tidak diperbolehkan untuk pengguna kendaraan, hanya dikhususkan untuk pejalan kaki. Sementara itu, kiri dan kanan dipenuhi tanaman-tanaman.
2. Alam yang Asri
Terlihat dari banyaknya tanaman, kebun, hingga hutan. Desa Panglipuran luasnya sekitar 112 hektar, 45 hektarnya didominasi oleh hutan bambu. Penduduk desa setempat percaya bahwa hutan bambu bisa melindungi desa Panglipuran, makanya hutan bambu dijaga dan dilestarikan.
Bambu yang ada di desa Panglipuran tidak bisa sembarangan di tebang, biasanya bambu yang ditebang hanya digunakan untuk upacara adat, kalaupun ada yang hendak menebang harus seizin tetua adat setempat. Selain hutan bambu juga ada hutan-hutan lainnya
3. Kebudayaan Masyarakat Desa Panglipuran
Warga desa Panglipuran mayoritas beragama Hindu-Bali, percampuran budaya dan agama yang menjadi pedoman bagaimana desa ini menjalani kehidupan sehari-harinya. Salah satu contohnya warga desa Panglipuran biasa hidup selaras dengan alam dan makhluk hidup lainnya.
Desa Panglipuran banyak sekali gang-gang kecil dan rumah-rumah tradisional yang dipertahankan, rumah-rumahnya masih terbuat dari kayu dan rata-rata hanya satu ruangan yang digunakan untuk dapur sekaligus tempat tidur. Ketika anak-anak mereka menikah dan sudah berkeluarga biasanya akan dibangunkan rumah lagi di dekatnya.
Desa Panglipuran memiliki tradisi turun-temurun untuk menjaga lingkungan. Setiap pagi dan sore hari warga desa akan gotong royong membersihkan lingkungan dari sampah.