Tata Cara Sholat Jumat yang Benar
Dalam sholat jumat terdapat tata cara pelaksanaannya. Inilah tata cara sholat jumat yang benar:
1. Niat
2. Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Membaca surat dari Al Qur’an, disunnahkan Al A’la
5. Ruku’ dengan tuma’ninah
6. I’tidal dengan tuma’ninah
7. Sujud dengan tuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
9. Sujud kedua dengan tuma’ninah
10. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
11. Membaca surat Al Fatihah
12. Membaca surat dari Al Qur’an, disunnahkan Al Ghatsiyah
13. Ruku’ dengan tuma’ninah
14. I’tidal dengan tuma’ninah
15. Sujud dengan tuma’ninah
16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
17. Sujud kedua dengan tuma’ninah
18. Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
19. Salam
Perlu diingat, sebagai makmum harus mengikuti segala gerakan imam dan tidak boleh mendahului.
Syarat Wajib Melaksanakan Sholat Jumat
Ketika hendak melaksanakan sholat jumat, terdapat aturan atau syarat yang wajib dipenuhi oleh setiap lelaki. Diantara syarat tersebut yaitu:
1. Muslim, artinya hanya wajib bagi umat muslim.
2. Laki-laki, artinya wajib bagi lelaki dewasa dan baligh.
3. Sehat, harus dalam kondisi sehat dan mampu melaksanakannya.
4. Merdeka, artinya tidak wajib bagi budak atau orang yang tidak merdeka.
5. Tidak dalam keadaan safar, artinya tidak wajib bagi mereka yang sedang dalam perjalanan jauh atau safar.
6. Tidak ada halangan, wajib bagi mereka yang tidak memiliki halangan yang syar’i, seperti hujan lebat, sakit, atau alasan lainnya yang mempersulit untuk melaksanakan sholat Jumat.
Adapun dalil yang menegaskan syarat solat jum’at yakni
1. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Jumu’ah ayat 9
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
2. Hadits dari Rasulullah SAW
“Diharamkan atas setiap Muslim laki-laki yang sudah baligh untuk tidak melaksanakan sholat Jumat, kecuali ada udzur syar’i.” (HR. Ahmad)