Network
Bab fikih itu disebut Mustasnayat atau pengecualian. Maksudnya disini ialah jika dalam kondisi darurat, maka kaidahnya berbunyi abdurratu tubihul maqh.
Daruratnya itu menjadikan yang tadinya ideal menjadi tidak ideal atau di perbolehkan, sama halnya dengan mendahulukan mengurus anak terlebih dahulu, kemudian sholat.
Karena, jika kita meninggalkan anak yang masih rewel hanya untuk mengerjakan sholat tepat waktu, maka hal tersebut maka jatuhnya dosa.
Baca Juga: Bolehkah Tempat Wudhu Disatukan Dengan Toilet? Ini jawaban Ustaz Adi Hidayat
Mengapa menjadi dosa? Karena telah meninggalkan tanggung jawabnya mengurus anak. Selanjutnya Ustadz Adi Hidayat pun memberikan contoh lainnya seperti seorang dokter yang sedang mengoperasi pasien.
“Misal, dokternya akan melakukan tindakan-tindakan operasi yang berlangsung dari jam 1 sampai ke jam 7 malam, 6 jam kan operasinya itu. Dia sempat ikut Dzuhur karena masih sempat, namun dia melewatkan ashar karena selesainya jam 7," ujar sang ustaz.
Sejenak kemudian Ustaz Adi Hidayat melanjutkan mengenai diantara sholat dahulu atau mengurus anak dulu, mana yang harus didahulukan.
"Kalau seperti itu, maka dia boleh menjamakkan sholat asharnya di waktu dzuhur. Jangan sampai ketika dia sedang membedah, lihat jantungnya, baru mau kasih solusi untuk ke tahapan-tahapan pengobatan , adzan Ashar berkumandang. Sholat tepat pada waktunya sambil berkata mohon maaf ya sholat dulu. Itu tidak bisa! Celaka itu namanya,” ujarnya.
Selain menjelaskan hal tersebut, Ustadz Adi Hidayat pun berkata karena itulah seorang perempuan disunnahkan sholat berjamaah di masjid. Karena para ibu harus menyelesaikan kewajiban kepada anak yang telah Allah SWT titipkan kepadanya.
