Selain Pandemic Fund, terbentuk operasionalisasi Resilient and Sustainability Trust yang ketuai oleh Badan Organisasi Internasional IMF.
Pembentukan dana amal ini berhasil mengumpulkan 81,6 miliar US dollar. Rencananya dana ini akan digunakan untuk membantu negara-negara yang sedang dilanda krisis pangan, energi dan lainnya akibat konflik yang terjadi di Ukraina.
Selain pembentukan dana amal ini, di bidang Energi khususnya Indonesia, telah disepakati pembentukan Energy Transition Mechanism atau yang disebut sebagai (ETM).
Platform ini dibentuk untuk mempercepat penyelesaian Pembangkit Listrik Tenaga Batubara, serta mengembangkan energi terbarukan. Amerika Serikat akan mendanai 20 miliar US dollar untuk Just Energy Transition Programme.
Selain di bidang energi, terdapat pula kesepakatan dalam transformasi global diantaranya, mendorong dukungan sistem pembayaran untuk menyiapkan perekonomian paska pandemi yang berbasis digital. Juga, akan ditingkatkan inklusi keuangan bagi kelompok rentan.
Dimana pada kesepakatan ini berdiri Yogyakarta Financial Inclusion Framework untuk mendorong produktivitas UMKM, perempuan serta anak muda.
Kemudian, isu tentang Climate Change, atau Perubahan Iklim tak ketinggalan untuk dibahas juga. Presiden Jokowi mengajak para petinggi negara anggota untuk berkunjung ke Taman Hutan Raya yang ada di Ngurah Rai, Kota Denpasar.
Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan wujud nyata dari perubahan iklim yang dilakukan oleh Indonesia dimana taman ini adalah sebuah contoh yang sukses dari restorasi ekosistem mangrove dimana taman ini akan menjadi rumah untuk 33 spesies mangrove serta 300 macam fauna.
Baca Juga: Perubahan Iklim Semakin Mengkhawatirkan, Moeldoko Minta Forum GPDRR Cepat Temukan Solusinya