Bedah Buku Taoisme Beyond The Gods, Ditulis oleh John Blofled Tentang Fakta Orang yang Telah Meninggal

21 November 2023, 10:21 WIB
Tradisi semabayang orang tionghoa /pixabay.com/truthseeker08/

 

INFOTEMANGGUNG.COM – Taoisme merupakan salah satu agama kuno yang berasal dari China. Ajaran Taoisme, mengajarkan tentang bagaimana cara untuk bisa memperoleh kehidupan kekal dan bisa menyatu dengan Tao atau Tuhan.

 Baca Juga: Bedah Buku Kuno, Feng Shui : or The Rudimenst of Natural Science in China.

Ada sebuah buku tentang Taoisme yang berjudul ‘Beyond the Gods’ yang ditulis oleh John Blofled. Dalam buku itu menjelaskan tentang hubungan roh yang ada di dalam kubur dan roh yang ada di meja persembahan.

Di bawah ini ada sebuah kutipan tentang buku tersebut :

Kutipan Beyond : the Gods

Sebuah kisah yang telah diberitahukan kepadaku dengan serius oleh seorang mahasiswa China yang berasal dari Malaysia. Dia adalah rekan seangkatan pada tahun pertama belajar di Cambridge.

Pada waktu itu dia masih terlalu muda bila membicarakan tentang kematian. Orangtuanya memberitahunya bahwa kakeknya telah meninggal dunia.

Baginya nampak sulit untuk bisa mengerti mengapa ayah ibunya nampak begitu sedih, karena baginya kata “mati” tidak bisa mengubah kakek secara khusus.

Dia masih sering melihat kakeknya berjalan-jalan ke sana dan ke mari pada malam hari.

Sikapnya masih nampak wajar., dengan wajah murung dia berjalan dari satu tempat ke tempat lain di dalam rumah.

Tapi saat ayahnya mendengar hal itu, wajahnya nampak pucat dan dia mengucapkan sebuah kata-kata.

“Ya Allah, kakekmu tentu sedang sangat resah. Kalau tidak, maka rohnya sekarang begitu tidak tenang telah meninggalkan tempat ini selamanya. Kalau lain kali kamu menjumpai dia, jangan lewatkan kesempatan bertanya.”

Tanpa sedikit pun rasa takut, anak yang masih lugu itu benar-benar bertanya kepada kakeknya saat mempunyai kesempatan melihatnya.

Roh kakeknya menjawab,

“Nak Tak mungkin kamu bayangkan keadaanku sekarang ini. Aku tidak bisa tenang sama sekali.

Para pengawal pintu surga orang China tidak mengizinkan aku masuk, bahkan mengusirku pergi, sambil mengatakan bahwa orang yang mengenakan pakaian Eropa di larang masuk.

Ayahmu menguburku dengan pakaian putih model Barat dan membuatku menjadi gelandangan. Di surga orang-orang Kristen aku pun di tolak, karena dulu orang lupa memercik air sudi pada dahiku.

Bagiku sudah tidak ada jalan lain kecuali menggelanndang bersama-sama dengan roh yang tidak mempunyai keturunan untuk mengadakan persembahan.

Hal ini amat sangat tidak adil bagiku yang mempunyai tujuh anak laki-laki. Anak-anakku memang mengadakan persembahan.

Tetapi aku tidak pernah bisa menikmatinya karena esensi makanan dan minuman yang disajikan langsung menuju ke surga dan tidak singgah di tempatku.”

Ketika itu pula anak itu melaporkan semua yang kakeknya katakan kepada orangtuanya. Maka mayat kakek segera di gali keluar dan pakaiannya diganti dengan sehelai jubah China. Sejak itu rohya tidak pernah muncul kembali.

Dalam tradisi orang China, upacara pemujaan para leluhur diadakan setiap tanggal 1 dan 5 tahun Yin -Lik dan hari kematian orang yang bersangkutan. Semua arwah leluhur sama sekali tidak menjadi dewa.

Ketika upacara pemujaan dilakukan, rasa hormat dan kasih sayang murni yang diutamakan serta dipersembahkan kepada roh leluhur.

 Baca Juga: Kepercayaan China Kuno dalam Ajaran Feng Shui Kiang Si

Sekian sepenggal kisah dari kutipan buku yang berjudul Beyond : The Gods. ***

 

 

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Scrib.com @Bizitzanarin

Tags

Terkini

Terpopuler