Aksesori Eksklusif di Era Joseon: Simbolisme dan Kebijakan Larangan yang Membentuk Tren Fashion

13 Juni 2023, 16:51 WIB
Aksesori Eksklusif di Era Joseon: Simbolisme dan Kebijakan Larangan yang Membentuk Tren Fashion /Pexels.com / George Shervashidze/

INFOTEMANGGUNG.COM - Pada masa Dinasti Joseon, kehidupan sehari-hari masyarakat Korea dipengaruhi oleh ajaran Konfusianisme yang kuat. Bahkan, aksesori yang digunakan pada masa itu juga tidak luput dari pengaruh filosofi tersebut.

Salah satu contohnya adalah larangan penggunaan anting-anting, kalung, dan cincin yang berlaku untuk wanita dan pria.

Konfusianisme memandang bahwa aksesori seperti anting-anting dan kalung melambangkan kesombongan dan pemborosan. Filosofi ini mengajarkan pentingnya kesederhanaan dan penekanan terhadap keinginan pribadi.

Baca Juga: Tahukah Bila Tempat-tempat Legendaris Ini Tidak Pernah Ada

Oleh karena itu, pemerintah Dinasti Joseon mengeluarkan kebijakan keras yang melarang wanita memakai anting-anting dan kalung, sementara pria dilarang memakai cincin. Larangan ini bertujuan untuk menghindari penampilan yang terkesan berlebihan dan tidak pantas.

Namun, tidak semua aksesori dilarang bagi wanita. Mereka masih diperbolehkan memakai beberapa jenis cincin tertentu yang disebut jihwan (지환). Dalam kategori jihwan, terdapat dua jenis cincin yang populer pada masa itu, yaitu garakji (가락지) dan panji (반지).

Garakji, secara harfiah berarti sepasang cincin besar, hanya boleh dipakai oleh wanita yang sudah menikah. Simbolisme ganda dari garakji ini mencerminkan harmoni dalam hubungan suami-istri. Dalam ajaran Konfusianisme, cincin melambangkan siklus waktu yang tak pernah berakhir, sementara garakji melambangkan kesatuan suami dan istri dalam jiwa dan raga.

Ketika suami meninggal, salah satu cincin garakji akan dikubur bersamanya sebagai tanda penghormatan, sementara istri akan memakai cincin yang lain hingga akhir hayatnya sebagai simbol kesetiaan.

Desain garakji dirancang agar dapat dipakai dengan satu cincin di setiap tangan, yang akan terkunci saat tangan pemakainya saling berpegangan. Garakji sering digunakan sebagai hadiah pernikahan dan juga sebagai ungkapan niat seorang pria untuk mempersunting seorang wanita lajang.

Sementara itu, panji merupakan jenis cincin yang hanya dipakai oleh wanita yang masih lajang. Panji memiliki bagian dekoratif di bagian atasnya, yang membedakannya dengan garakji. Dalam tradisi Joseon, memakai satu cincin panji menandakan status lajang seorang wanita.

Baca Juga: Tragedi Kereta Api Odisha Timur Tragis, Ada yang Jauh Lebih Tragis Lagi, Ini Dia

Aksesori-aksesori ini tidak hanya mencerminkan aturan dan larangan pada masa itu, tetapi juga menjadi inspirasi dalam berbagai karya drama Korea.

Beberapa judul drama populer seperti "Dong Yi", "Moon Embracing the Sun", dan "Jewel in the Palace" memperlihatkan kehidupan masyarakat Dinasti Joseon beserta kisah cinta dan perjuangannya.

Aksesori yang digunakan dalam drama-drama ini memberikan sentuhan autentik dan memperkaya nuansa visual serta emosi yang disampaikan dalam cerita.

Dengan demikian, aksesori pada masa Dinasti Joseon tidak hanya menjadi penanda status sosial, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai dan idealisme yang berlaku pada masa itu.

Meskipun ada larangan tertentu, jihwan seperti garakji dan panji memberikan kesempatan bagi wanita untuk mengekspresikan diri dan mempercantik penampilan mereka dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat saat itu.***

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: bonamuseum.com

Tags

Terkini

Terpopuler