Inilah Pencapaian dan Kesepakatan dari KTT G20, Indonesia Sukses sebagai Tuan Rumah

18 November 2022, 21:42 WIB
Presiden Joko Widodo, pada sesi penutupan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Tahun 2022, di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (16/11/2022) /Kemenparekraf/

INFOTEMANGGUNG.COM - Ayo kita bicarakan tentang pencapaian dan kesepakatan KTT G20.

Kesuksesan Indonesia dalam pagelaran KTT G20 tahun 2022 membuat banyak pasang mata tertuju pada negara kita.

Berbagai macam pujian dilayangkan oleh petinggi-petinggi negara anggota atas keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah dalah Konferensi Tingkat Tinggi ini. 

Berbagai macam media asing meliput kemeriahan yang tersaji dalam acara ini. Tidak melulu membahas persoalan ekonomi, Indonesia turut memperkenalkan budaya negara kita di depan para petinggi-petinggi negara anggota yang hadir pada hari itu. 

Namun, dibalik kesuksesan acara ini, apa saja kesepakatan KTT G20 yang berhasil dilakukan pada tahun ini? Simak penjelasannya dibawah ini.

Baca Juga: Apa Itu G20? Sejak Kapan Indonesia Menjadi Bagian dari Forum Tersebut? Simak Penjelasannya Disini!

Mengutip dari laman Kementerian Luar Negeri Indonesia, hasil konkret dari pertemuan ini mencakup beberapa hal. Pertama, terbentuknya Pandemic Fund yang berhasil mengumpulkan 1.5 miliar US dollar.

Pandemic Fund ini merupakan salah satu dana amal yang dikumpulkan untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi global yang sempat ambruk akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020. 

Berdasarkan keterangan dari Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani mengatakan dalam akun sosial medianya, bahwa dana Pandemic Fund ini dapat terealisasi sebagai dana berbentuk hibah dengan mengajukan proposal Penggunaan Dana. 

Selain Pandemic Fund, terbentuk operasionalisasi Resilient and Sustainability Trust  yang ketuai oleh Badan Organisasi Internasional IMF.

Baca Juga: Chef Arnold Poernomo Jadi Koki Gala Dinner KTT G20 Bali, Ini yang Disuguhkan pada Tamu Penting Negara

Pembentukan dana amal ini berhasil mengumpulkan 81,6 miliar US dollar. Rencananya dana ini akan digunakan untuk membantu negara-negara yang sedang dilanda krisis pangan, energi dan lainnya akibat konflik yang terjadi di Ukraina. 

Selain pembentukan dana amal ini, di bidang Energi khususnya Indonesia, telah disepakati pembentukan Energy Transition Mechanism atau yang disebut sebagai (ETM). 

Platform ini dibentuk untuk mempercepat penyelesaian Pembangkit Listrik Tenaga Batubara, serta mengembangkan energi terbarukan. Amerika Serikat akan mendanai 20 miliar US dollar untuk Just Energy Transition Programme. 

Selain di bidang energi, terdapat pula kesepakatan dalam transformasi global diantaranya, mendorong dukungan sistem pembayaran untuk menyiapkan perekonomian paska pandemi yang berbasis digital. Juga, akan ditingkatkan inklusi keuangan bagi kelompok rentan. 

Dimana pada kesepakatan ini berdiri Yogyakarta Financial Inclusion Framework untuk mendorong produktivitas UMKM, perempuan serta anak muda. 

Kemudian, isu tentang Climate Change, atau Perubahan Iklim tak ketinggalan untuk dibahas juga. Presiden Jokowi mengajak para petinggi negara anggota untuk berkunjung ke Taman Hutan Raya yang ada di Ngurah Rai, Kota Denpasar. 

Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan wujud nyata dari perubahan iklim yang dilakukan oleh Indonesia dimana taman ini adalah sebuah contoh yang sukses dari restorasi ekosistem mangrove dimana taman ini akan menjadi rumah untuk 33 spesies mangrove serta 300 macam fauna. 

Baca Juga: Perubahan Iklim Semakin Mengkhawatirkan, Moeldoko Minta Forum GPDRR Cepat Temukan Solusinya

Selain memperlihatkan bukti nyata perubahan Indonesia dalam bidang perubahan iklim, Presiden Jokowi mengajak para pemimpin negara anggota untuk menanam bibit mangrove lainnya di taman ini. 

Pada kegiatan ini, para pemimpin negara-negara anggota yang memegang cangkul pun viral di media sosial. Itulah kesepakatan KTT G20.***

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: kemlu.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler